Minggu, 21 Maret 2010


Grace

Susanty dan Grace adalah dua orang karyawati perusahaan futures trading yang sama-sama punya pekerjaan sampingan sebagai call girl di kelompok Bram. Mereka selalu bersaing dalam segala hal, entah di kantor entah di pekerjaan sampingannya. Susanty tingginya 164 cm dengan berat 56 kg, pinggulnya lebih besar dari Grace, begitu pula ukuran payudaranya yang 34B, sedangkan Grace yang tingginya 165 cm memang lebih kurus karena beratnya hanya 48 kg. Payudaranya pun lebih mungil, ukuran 32B.
Sudah lama Susanty yang memang agak licik itu berniat mengerjai Grace. Dia memikirkan suatu rencana sampai akhirnya dia menghadap Bram dan mengutarakan maksudnya itu.
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu itu tiba……. Suatu pagi Grace, Susanty dan Bram berkumpul di sebuah cafĂ© hotel, di situ Susanty menyampaikan tantangannya.
“Grace, bosen nih seks kita cuma gini-gini aja……. gimana kalo kita bikin pertandingan? Yang kalah dikasih hukuman. Biar seru gitu lho!” kata Susanty
“Pertandingan apa nih?” tanya Grace.
“Gini……kita bertanding banyak-banyakan nyepong anak buahnya Bram. Kita batesin waktunya satu jam aja. Nah dalam satu jam itu kita liat siapa yang paling banyak bisa nyepong. Inget lho…..nyepong, bukan sekedar ngisep; jadi kita mem-blow job penis-penis mereka ampe keluar spermanya, yang gak boleh dibuang sedikit pun, harus ditelen semuanya. Yang spermanya ampe netes ke lantai dinyatakan gugur and langsung kalah. Biar seru, tangan kita diikat ke belakang, jadi murni nyepong pake mulut gak dibantu kocokan tangan. Pakaian kudu lengkap and gak boleh ampe ngerangsang mereka, gak boleh pake yang ketat apalagi ampe pake yang transparan. Pokoknya murni kita adu siapa mulut yang paling hot di antara kita. Setelah satu jam, yang paling banyak nyepong dia yang menang”

“Boleh juga tuh…….. trus yang kalah hukumannya apa?”
“Nah…… yang kalah kudu ngelayanin cowok-cowok yang jumlahnya ditentuin ama Bram. Yang menang sih boleh kencan ama Bram, hi hi hi……”
“Boleh juga…….boleh juga………..” Grace terlihat tertarik.
“Gimana, Bram?” tanya Susanty.
“Gua bisa sediain 20 cowok buat pertandingan ini. Gimana kalo yang kalah jadi bintang pesta seks? Usai pertandingan dia diwajibkan melayani 20 orang, trus seminggu berikutnya kudu siap digilir atau di-gangbang setiap malamnya. Dan dia gak boleh nolak berapa dan siapa pun juga yang minta dilayani, termasuk macam-macam dan variasi gayanya.”
“Ih……geuleuh……..” kata Grace sambil tersipu.
“Eh, Bram, kalo yang kalah belon seminggu itu udah kecapekan gimana? Boleh dong minta istirahat? Capek kan kalo di-gangbang?” tanya Grace lagi.
“Gua yang tentuin istirahatnya kapan. Tapi jangan kuatir, gua tau kemampuan seks kalian, jadi ntar gua aturin supaya gak setiap saat ada gangbang, bisa juga suatu waktu bergiliran sampe beberapa orang, baru berikutnya gangbang. Pokoknya kalo pas jam “tugas”, ya gak boleh nolak!” tegas Bram.
“Kalo nekat nolak juga………” pancing Susanty.
“Pokoknya harus mau! Terserah, mau melayani dengan sukarela atau mau diperkosa” jawab Bram sambil tersenyum.
“Gua sih hayu aja……..berani gak Grace? Atau elu takut?” tantang Susanty
“Ih! Siapa takut? Paling juga elu yang kalah”
“Jangan yakin dulu…..kita liat nanti” jawab Susanty sambil senyum-senyum.

Akhirnya hari pertandingan yang ditunggu-tunggu tiba. Mereka semua berkumpul di ruang tengah sebuah villa besar dengan banyak kamar milik Bram. Ada 20 orang pria yang sudah telanjang dengan penis yang ukurannya rata-rata besar, dengan diameter sekitar 3 cm dan panjang sekitar 18 cm, meski tentu tidak sebesar Bram yang turunan Arab, yang memiliki ukuran penis “alamak”, dengan diameter sekitar 5 cm dan panjang sekitar 25 cm.
Grace memakai kemeja putih dan celana panjang kain warna hitam. Susanty mengenakan rok dan blazer biru tua yang dipadu dengan kemeja biru bergaris-garis. Bram yang masih mengenakan pakaian lengkap juga ikut hadir. Di ruangan itu terdapat dua sofa yang ditaruh bersebelahan dengan jarak sekitar 2 meter, dengan demikian baik Grace maupun Susanty dapat ikut menghitung hasil dari lawannya. Pengundian pun sudah dilakukan sehingga baik Grace maupun Susanty mendapat jatah pria secara acak.
Namun di luar sepengetahuan Grace, Susanty sudah mengatur rencana licik untuk mengalahkan Grace. Bersama dengan Bram dan anak buahnya ia sudah mengatur rencana. Mereka sepakat mengerjai Grace, para pria yang disepong oleh Grace akan berusaha menahan-nahan nafsu selama mungkin sebelum sperma mereka akhirnya keluar, sedangkan pria yang disepong oleh Susanty akan mengusahakan agar mereka secepatnya berejakulasi. Dengan demikian jumlah yang disepong Susanty bisa lebih banyak dari yang disepong Grace. Rencana licik “di balik layar” ini harus dibayar Susanty dengan seksnya. Ia bukan hanya harus membayarnya dengan melayani kedua puluh pria itu kelak, tapi juga harus melayani Bram berikut tamu-tamunya. Kalau dihitung-hitung ia malah harus melayani lebih banyak pria dibandingkan Grace, tapi memang harga sebuah gengsi untuk “menjatuhkan” Grace bagi Susanty adalah harga yang tak bisa ditawar lagi.

Pukul delapan pagi pertandingan itu dimulai. Grace mulai menyepong Rud sedangkan Susanty menyepong Fay. Bram yang jadi juri menyaksikan di antara kedua sofa. Masing-masing gadis itu menyepong segiat mungkin. Susanty yang mengandalkan gaya hisap dari pangkal sampai ujung dengan gerakan cepat memaju mundurkan kepalanya. Grace tak mau kalah, dengan keahliannya ber-“deep throat” ia juga memaju mundurkan kepalanya. Kedua tangan mereka diikat ke belakang punggung sementara mereka menyepong partnernya dengan posisi berlutut. Pria yang penisnya sedang disepong diperkenankan memegang kepala penyepongnya ataupun meremas-remas payudaranya. Tapi mereka tidak diperkenankan melucuti pakaian kedua gadis itu.
Setelah 7 menit Fay melenguh dengan keras ketika spermanya menyembur dalam mulut Susanty. Tanpa ragu Susanty menghisap sperma Fay sampai habis, tak lupa menjilati penisnya agar bersih kembali. Sementara itu Grace masih sibuk mem-blow job Rud yang kelihatannya sangat kuat menahan agar ia tak cepat-cepat berejakulasi. Baru setelah 9 menit berusaha keras, mulut Grace mendapat semprotan sperma Rud. Sebetulnya Grace kurang suka rasa sperma yang agak amis, tapi demi gengsi ia mau saja mengikuti pertandingan ini. Grace kelihatan agak kewalahan menelan sperma Rud. Peraturan pertandingan ini memang mengharuskan tiap gadis membersihkan penis partnernya dari seluruh sisa sperma sebelum mem-blow job pria giliran berikutnya.
Lima puluh menit sudah berlalu, Susanty sudah menyepong tujuh ketika mulut Grace diisi oleh semburan sperma Lei yang mendapat giliran kelima disepong Grace. Grace tampak panik. Ia hendak cepat-cepat menyudahi sepongannya terhadap Lei dan segera beralih ke giliran keenam, tapi sperma Lei yang begitu banyak membuatnya sibuk menelan semuanya. Dengan susah payah sperma yang kental itu bisa dihabiskannya, tetapi sementara Grace mulai menyepong partnernya yang keenam, Susanty sudah asyik menyepong prianya yang kedelapan. Grace yang menyadari bahwa ia semakin dekat pada kekalahan semakin panik. Selama sepuluh menit berikutnya ia memaju mundurkan kepalanya dengan lebih giat sementara hisapannya makin kuat. Deep throat-nya makin menjadi-jadi. Tapi tidak meleset dari rencana Susanty, pada akhirnya Grace kalah juga. Dalam satu jam ia hanya bisa menyepong enam pria sedangkan Susanty sembilan.
Grace yang tampak be te terpaksa mengakui kekalahannya sementara para pria itu bersorak girang membayangkan seminggu ini setiap malam mereka boleh meminta pelayanan seks apa saja ke Grace. Dalam hatinya Grace sangat jengkel dan bertanya-tanya apakah ia memang kalah jago dari Susanty dalam hal blow job. Belum sempat dia memikirkannya lama-lama, sepasang tangan kekar kembali merengkuh kepala Grace ke arah selangkangannya, rupanya Ron yang belon kena giliran minta disepong juga. Lima orang pria sisanya yang belum sempat kena giliran disepong akhirnya disepong oleh Grace dengan disuiti dan disoraki oleh yang lainnya.
Setelah dibuka ikatan tangannya, Grace dituntun ke ruangan lain untuk mulai dikerjai, sedangkan Susanty ditinggal sendiri.

Grace dibawa ke sebuah kamar dengan ranjang besar di dalamnya. Dalam hatinya ia terus mengutuki nasib sialnya, kalah secara memalukan dari saingannya.
“Nah Grace, hari pertama ini elu boleh milih, mau jadi bintang pesta seks kaya apa, mau digilir satu-satu atau mau dikeroyok?” tanya Bram sambil tersenyum.
“Emang gimana?” tanya Grace lesu.
“Kalo satu-satu ya ngelayaninnya giliran. Elu ngelayanin satu orang sampe dia puas baru yang berikutnya masuk. Kalo dikeroyok ya di-gangbang, posisinya terserah mereka” kata Bram.
“Aduh……gimana ya …..?”
“Gini aja deh, di hari pertama ini gua yang tentuin, hari berikutnya terserah tamu-tamu elu. Sekarang elu digilir aja dulu, baru gangbang. Ayo teman-teman….. undi lagi! Kita batasin aja, yang boleh ngegilir Grace 8 orang, sisanya ntar ngeroyok dia!” kata Bram.
Grace dengan sebal hanya bisa menatap mereka mengantri dirinya, tanpa berkata apa-apa.
“Nah Grace, gua tinggal ya….. selamat bersenang-senang!” kata Bram sambil ngeloyor pergi.

Setelah acara pengundian selesai, keluarlah para pria itu, meninggalkan Grace bersama Rud yang mendapat giliran pertama. Tanpa buang waktu Rud duduk di tepi ranjang lalu merengkuh kepala Grace ke arah selangkangannya. Tanpa disuruh pun Grace tau tugasnya. Ia menghisap penis Rud dengan gaya yang merupakan keahliannya, deep throat. Grace yang dikenal jago dengan gaya ini dalam waktu tidak terlalu lama membuat Rud merem melek keenakan. Setelah dirasanya cukup, Rud menarik kepala Grace dan memberi isyarat agar Grace berbaring di ranjang. Rud mulai melucuti celana panjang dan selana dalam Grace. Grace yang kaget tidak sempat mencegah kepala Rud yang mengarah ke selangkangan Grace, utnuk kemudian menciumi dan menjilati vaginanya. Grace hanya bisa mengerang nikmat. Rud terus menggarap vagina Grace sampai ketika Grace hendak mencapai klimaks, tiba-tiba ia berhenti. Belum sempat Grace bereaksi Rud sudah menindihnya dan mulai memasukkan penisnya yang besar ke vagina Grace. Rupanya Rud menganut seks yang cepat dan liar. Tanpa buang waktu ia segera memompa Grace sementara kedua tangannya merentangkan tangan Grace lebar-lebar ke samping. Gayanya mirip seorang pemerkosa yang haus akan seks korbannya. Sebagai seorang pelacur high class, Grace berusaha untuk tidak secara seksual tergantung pada tamu-tamunya. Ia selalu berusaha untuk tidak orgasme saat melayani tamu-tamunya. Tujuannya jelas, agar ia tidak kecapekan. Kalau kecapekan, ia hanya akan jadi bulan-bulanan para pria itu.
Namun dengan kelompok Bram rupanya hal itu sulit ia terapkan. Dengan Rud ini saja ia tidak tahan. Grace harus mengakui kalo Rud jago bercinta. Pria itu tau di mana titik-titik di tubuh Grace yang bisa membangkitkan birahinya, belum lagi gaya bercintanya yang liar menantang. Grace yang mulanya berusaha agar tidak terhanyut dalam hubungan seksnya dengan Rud sedikit demi sedikit toh terhanyut juga. Nafsunya perlahan tapi pasti kian membara, gejolak gairahnya semakin naik.
Tapi selain ganas dan liar Rud juga pintar mengatur irama, begitu dirasakannya Grace hendak mencapai orgasme, ia segera menghentikan gerakannya. Penisnya dibiarkan terbenam dalam vagina Grace. Ini membuat Grace semakin penasaran dan menggeliat-geliat sambil merintih minta dipuaskan. Sambil tersenyum Rud yang sedari tadi menciumi payudara Grace dari balik baju yang belum terlepas, meminta Grace membuka bajunya dengan erotis. Ia melepaskan tangan Grace yang sedari tadi direntangkannya, mempersilahkan gadis itu memulai aksinya. Grace yang sudah tidak tahan ingin mencapai klimaks menuruti permintaan pria itu. Dibukanya kancing kemejanya satu demi satu dengan gaya yang erotis. Kemudian ia menaikkan punggungnya sedikit, membusungkan dadanya dengan gaya yang mengundang sambil kedua tangannya membuka kaitan bra putih transparan yang membungkus payudara mungilnya. Rud dengan penuh nafsu menatap bukit kembar mungil yang kencang dan padat itu. Kaitan bra itu sudah dilepas oleh Grace tapi belum sempat ia menarik kedua tangannya dari balik punggungnya, Rud sudah menindih tubuh mungil Grace, menekannya ke ranjang dengan penuh nafsu. Kedua tangan Grace menjadi terjepit di balik punggungnya. Dengan ganas Rud menciumi payudara Grace dari balik bra transparannya, lalu dengan sekali sentak melorotlah bra itu dari payudaranya, yang langsung disantap Rud dengan penuh nafsunya.
Kembali Rud memompa Grace, kali ini mulutnya sibuk menggarap kedua payudara gadis itu. Grace hanya bisa pasrah dan menggelinjang-gelinjang karena nafsunya pun semakin membara. Setelah kira-kira setengah jam bermain seks, Rud mencapai orgasmenya dengan menyemburkan spermanya ke vagina Grace. Bersamaan dengan itu Grace yang nafsunya sudah di awang-awang itu pun mencapai orgasmenya ketika dirasakannya semburan lembut dalam vaginanya. Mereka berdua berbaring terengah-engah kelelahan.
Tak lama kemudian Rud bangkit dari ranjang, diikuti Grace. Ketika Rud hendak keluar kamar, Grace menahannya, memintanya menunggu sebentar sementara Grace memakai kembali pakaiannya. Berdasarkan pengalamannya Grace tau bahwa wanita yang memakai pakaian yang merangsang lebih menarik dan membuat penasaran daripada wanita yang belum apa-apa sudah telanjang. Tujuannya jelas, supaya pria yang akan menggaulinya lebih “on” sehingga diharapkan bisa lebih cepat selesai. Untuk itulah Grace memakai pakaiannya dengan sedemikian rupa sehingga yang melihatnya bisa langsung terangsang. Dua kancing atas kemeja dan retsleting celananya dibiarkan terbuka sementara rambutnya dibiarkan agak acak-acakan. Rud tentu saja tidak keberatan menunggu karena sementara proses itu Grace kembali mengulum penisnya. Ketika Grace selesai berpakaian, Rud sudah hampir orgasme lagi karena sepongan Grace. Setelah Rud selesai diblow job lagi, dengan lemas ia bangkit dan beranjak ke pintu.

Tanpa sela waktu, berikutnya muncul Ali yang masuk ke kamar itu dengan penis sudah teracung tegak. Kembali Grace diminta untuk menghisap penisnya dulu sebagai menu pembuka alias foreplay, namun kali ini Grace tidak merasakan jilatan vagina seperti waktu rone pertama tadi. Mungkin Ali merasa agak jijik dan sungkan mencicipi vagina gadis itu yang sudah bekas pakai Rud. Sebaliknya Ali yang berbaring di ranjang dan meminta Grace melakukan gaya “woman on top”. Bagi Grace ini tentu saja menyenangkan karena dia tau dia bisa mengontrol irama agar dirinya tidak terhanyut. Tapi setelah 15 menit bercinta Ali tidak melihat tanda-tanda Grace akan orgasme, ia meminta Grace untuk berganti posisi, kali ini Grace yang di bawah. Grace hanya bisa pasrah. Benar saja, ketakutannya terbukti ketika Ali mulai mengatur irama sedemikian rupa sehingga Grace ikut terhanyut. Pelepasan baju dan bra dengan gaya yang erotis tak juga membuat Ali orgasme duluan, sehingga akhirnya mereka berdua mencapai klimaks bersama. Ali menggauli Grace selama kurang lebih 40 menit, sebelum akhirnya Grace kembali memblow job Ali sambil memakai kembali pakaiannya.
Ron masuk ke kamar setelah Ali keluar. Tanpa banyak ba bi bu ia memberi isyarat agar Grace menungging ke arah ranjang. Dengan agak kasar ia memelorotkan celana Grace. Rupanya Ron ingin ngeseks dengan gaya doggy. Penisnya yang sudah tegang dengan gampang memasuki vagina Grace yang masih terisi sperma 2 pria sebelumnya. Sisa sperma tersebut seolah menjadi pelumas bagi penis Ron. Tapi meski begitu karena lubang vagina Grace memang kecil, terasa oleh Ron bahwa penisnya dijepit dengan rasa nikmat yang amat sangat. Ia memompa Grace dengan penuh nafsu. Tangannya meraba dan meremas-remas payudara Grace yang masih terbungkus pakaian dan bra. Sambil terus memompa, Ron melucuti kemeja Grace dan membuka bra-nya. Tangannya makin ganas meremas payudara Grace sambil sesekali memilin-milin puting susunya. Tubuh Grace tersentak-sentak karena pompaan Ron, badannya menggelepar-gelepar menahan nikmat. Ron terus memompa dan memompa, 20 menit telah berlalu hingga ketika dirasakannya ia hendak ejakulasi, dicabutnya penisnya dari vagina Grace. Tangannya yang kekar membalikkan badan Grace dan menyuruhnya berlutut. Ron segera menyodorkan penisnya ke mulut Grace dan menjejalkan penis itu ke mulut mungil gadis itu. Grace yang gelagapan terpaksa langsung menerimanya. Ia segera memaju-mundurkan kepalanya, menggunakan mulutnya untuk mengocok penis Ron. Hanya beberapa saat kemudian, jebollah pertahanan Ron. Penisnya menyemburkan sperma ke mulut Grace, yang langsung menelannya. Rupanya Ron lebih suka melihat Grace mengulum penisnya dan menelan spermanya. Sambil tersenyum puas, Ron keluar ruangan sementara Grace buru-buru memakai kembali bra dan kemejanya.

Lei mengambil giliran berikutnya. Lei yang sudah dalam keadaan telanjang itu meminta Grace untuk bercinta dengan gaya duduk. Grace menaiki pangkuan Lei sambil berusaha memasukkan penis pria itu ke vaginanya. Setelah masuk semua, barualah ia menaikturunkan tubuhnya memompa penis Lei. Grace duduk menghadap Lei yang mulai melucuti pakaiannya dan merenggut bra-nya. Mulut Lei dengan rakus menghisap puting payudara Grace bergantian kiri dan kanan. Karena Grace yang di atas, ia leluasa memainkan irama genjotannya dengan harapan agar Lei cepat ejakulasi. Tapi harapan tinggal harapan. Grace yang berusaha keras seerotis mungkin menggenjot penis Lei tampaknya tidak berhasil membuat Lei cepat ejakulasi. 35 menit berlalu Lei masih tampak tenang-tenang saja. Irama pompaan Grace mulai tidak beraturan karena ia mulai kelelahan. Grace mulai kelabakan. Grace yang ingin segera menyudahi ronde ini mempercepat genjotannya. Ia menaikturunkan tubuhnya lebih cepat, sementara vaginanya makin menjepit penis Lei, direngkuhnya kepala Lei dan erat didekap di antara kedua payudaranya. Tak lama kemudian terdengar suara Lei menggeram, penisnya menyemburkan sperma ke dalam vagina Grace. Grace yang merasakan semburan hangat sperma Lei menggelinjang dan terduduk lemas di atas pangkuan Lei. Nafas mereka berdua memburu terengah-engah. Setelah menunggu beberapa saat sampai nafasnya teratur kembali, Grace bangkit dari pangkuan Lei, sementara Lei menuju pintu keluar, sementara Grace buru-buru merapikan pakaiannya. [*4]
Zul yang menggantikan Lei masuk dan langsung meminta Grace untuk juga duduk di pangkuannya. Grace yang menginginkan variasi kali ini duduk membelakangi Zul. Dimasukkannya penis Zul sampai amblas masuk dalam-dalam ke vaginanya. Dengan vaginanya Grace menjepit erat penis Zul dan membuat Zul langsung”on”. Tangan-tangan kekar Zul meraba-raba payudara Grace yang masih terbungkus pakaian yang mulai lecek. Tak sabar ia melucuti pakaian Grace dan memelorotkan bra-nya. Di remas-remasnya payudara Grace, dipilin-pilinnya putingnya sementara Grace sibuk menaikturunkan tubuhnya menggenjot laki-laki kelima yang menggaulinya hari itu. Mulut Zul dengan liar menciumi dan menyupang leher Grace. Kali ini Grace mencoba taktik yang berbeda dengan yang diterapkannya pada Lei tadi. Ia menggenjot sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya erotis kiri-kanan, kiri-kanan. Tapi rupanya stamina Zul tak kalah dengan Lei. Baru setelah dipompa selama kira-kira setengah jam, penis Zul mengeluarkan hajatnya. Berbeda dengan pria sebelumnya, kali ini Zul tak berlama-lama memangku Grace begitu selesai. Ia mendorong tubuh Grace, lalu menekan pundaknya ke bawah, diarahkannya kepala Grace menghadap selangkangannya. Grace yang memahami maksud Zul segera mengulum penis itu, yang masih berlumuran cairan vaginanya sendiri bercampur dengan penis Zul dan pria-pria lain yang sebelumnya menggauli Grace. Penis itu dihisap-hisap dan “digarap” kembali sampai Zul kembali ejakulasi meski dengan sperma yang jauh lebih sedikit. Zul yang lemas dan nyaris tak bisa berdiri saking puasnya berjalan gontai keluar ruangan. Rasanya seluruh isi zakarnya sudah dihisap habis oleh Grace.

Ton adalah pria berikutnya yang masuk kamar itu sambil telanjang dengan penis sudah mengacung tegak. Rupa-rupanya tanpa disadari oleh Grace di kamar lain para pria itu menonton aksi Grace yang terekam secara sembunyi-sembunyi dari tiga spy camera yang ada di kamar tersebut, satu dipasang di dudukan lampu di atas ranjang, dua lagi masing-masing dari sisi kamar dan saling berseberangan. Tak heran tiap pria yang masuk sedari tadi penisnya sudah menegang, mereka menyaksikan Grace yang menjadi piala bergilir dengan segala aksi erotisnya. Kalau tahu dirinya ditonton seperti itu, tentu Grace takkan mau bergaya seerotis sekarang.
Ton memulai foreplay-nya dengan menciumi wajah dan leher Grace yang jenjang. Pelan tapi pasti Grace didorong kembali ke arah ranjang. Dimintanya Grace untuk foreplay dengan gaya 69, wajah Ton tenggelam dalam vagina Grace yang sudah basah oleh sperma bercampur cairan vaginanya, sementara mulut Grace menghadapi penis Ton yang langsung dikulumnya. Dengan tanpa rasa jijik Ton melahap vagina Grace, membuat Grace merem melek keenakan sambil mulutnya maikin giat mengemut penis Ton. Setelah ber-sixty nine selama seperempat jam, Ton meminta Grace terlentang, dan langsung saja Ton dengan penisnya mempenetrasi vagina Grace. Dengan gayanya yang khas Ton menggenjot Grace dengan brutal. Penisnya seolah bor yang mengebor vagina Grace sambil bergerak kiri-kanan dan atas-bawah, membuat klitoris dan G-spot Grace seolah “tersapu” oleh penis itu. Grace yang merasa keenakan menggeliat-geliat liar, tangannya merengkuh kepala Ton agar lebih rapat ke dadanya yang sudah terpampang bebas karena sebelumnya Ton sudah melucuti pakaian dan bra-nya. Lewat 20-an menit barulah Ton ejakulasi, berbarengan dengan orgasme Grace yang sudah entah ke sekian kalinya hari itu. Ton tengkurap menindih Grace beberapa saat sambil mengatur nafasnya, sebelujm ia mencabut penisnya dari vagina Grace dan keluar kamar itu, membiarkan Grace yang masih tergeletak tersengal-sengal capek. [*6]
Ton digantikan oleh Jon yang memutuskan untuk ngeseks dengan gaya yang berbeda. Ia menarik Grace yang baru selesai menata pakaian yang dikenakannya. Jon memepetkan tubuh Grace ke dinding kamar dengan tubuhnya yang besar, lalu memasukkan penisnya ke vagina Grace. Diangkatnya kaki kiri Grace dan disampirkannya kaki itu ke pundaknya. Jon mulai menggenjot Grace yang tentu saja kini kewalahan karena ia kini harus bersenggama sambil berdiri di atas satu kaki.
Jon tak juga orgasme meski hampir 20 menit ia menggenjot Grace. Tapi ia tahu kaki Grace mulai kram karena kelamaan berdiri dengan satu kaki, maka Jon menurunkan kaki kiri Grace dan ganti menyampirkan kaki kanan Grace ke pundaknya. Posisi kali ini tak berlangsung lama sebab Jon pun sudah kebelet. Ia melenguh sambil memuncratkan sperma dari penisnya. Grace gelagapan merasakan vaginanya kembali disemprot sperma sementara ia masih berdiri dengan satu kaki. Ketika kakinya diturunkan dari pundak Jon, Grace hanya bisamelorot ke bawah, tersimpuh sambil tetap bersandar ke dinding. Posisi itu dipandang ideal oleh Jon yang langsung menyodorkan penisnya ke wajah Grace sambil meminta Grace membersihkan dan mengulum penisnya. Dengan jilatan-jilatan lihainya Grace menjilati penis Jon lalu mengulumnya sampai Jon ejakulasi lagi. Sambil nyengir puas jon keluar kamar.
Belum sempat Grace merapikan pakaiannya, masuk Fay yang langsung “menerkam” Grace dan merebahkannya ke ranjang. Grace yang belum sempat mengambil nafas terpaksa menurut, vaginanya kembali dimasuki penis pria berukuran besar. Fay yang sudah sangat bernafsu itu menggenjot Grace dengan cepat. Gaya bersenggamanya yang menghunjam dan menghentak-hentak makin membuat Grace lemas. Tanpa iba Fay melampiaskan nafsunya pada Grace. Daerah payudara dan leher Grace sampai memerah akibat cupangan Fay yang penuh nafsu.

Sial bagi Grace, rupanya para pria bejat itu sudah mengatur bahwa Fay-lah yang mendapat giliran terakhir di session pertama ini. Fay punya stamina yang luar biasa, boleh dikata menyaingi Bram. Hampir satu jam Fay memperkosa Grace dengan berbagai gaya tapi belum ada tanda-tanda ia akan selesai. Ketika Grace kembali ditelentangkan setelah sebelumnya dipaksa mengikuti gaya-gaya liar Fay, Grace sudah lemas dan lelah. Yang diinginkannya adalah bahwa ini semua cepat selesai. Ia bergidik membayangkan masih ada 12 orang pria lain yang menunggu giliran untuk selanjutnya mengeroyoknya.
Kira-kira satu jam lewat 15 menit barulah Fay mencapai puncaknya. Disemburkannya sperma dari penisnya ke dalam vagina Grace. Grace hanya bisa menggeliat-geliat lemah. Dalam hatinya ia mengutuki nasibnya yang harus kalah dari Susanty sehingga ia harus menjadi camilan bergilir para pria itu. Seandainya saja Grace tahu harga yang harus dibayar Susanty untuk gengsinya itu, Grace takkan menyesal.

Tanpa memberikan Grace kesempatan untuk istirahat, 12 orang pria sekaligus memasuki kamar itu. Mereka sedari tadi sudah tak tahan ingin segera mencicipi tubuh Grace. Ia merasakan sepasang tangan mendorongnya agar terbaring terlentang. Dua orang meraih kakinya dan meraba-rabanya sambil membukanya lebar-lebar memeganginya. Dari sudut matanya Grace melihat selusin pria mengelilinginya.
Empat pria memegangi tangan dan kakinya, sementara kepalanya ada di pangkuan Tom, salah seorang dari mereka, sementara tiga dari empat pria tadi sibuk mempermainkan payudara dan puting susu Grace. Ia hendak mengatakan sesuatu, tapi dengan segera suaranya diredam oleh Yaz yang berambut ikal yang berjongkok dekat wajahnya dan memasukan penisnya ke dalam mulut Grace. Setelah
tadi berkali-kali mengoral banyak pria, Grace mulai bisa menerima penis itu tanpa tersedak, tapi Yaz mendorong penisnya masuk ke dalam tenggorokannya dan membuat Grace tidak bisa bernafas lagi. Grace meronta-ronta, berusaha mengeluarkan penis itu, tapi tangan Yaz memegangi tangannya dan mendorong penisnya semakin masuk ke dalam tenggorokan gadisi itu. Grace yang panik, berhenti meronta karena ia takut para pria itu akan makin ganas menggaulinya kalau ia melawan.
Rob yang berbadan kekar mulai menindih Grace dan memasuki dirinya. Semuanya masih diam membisu dan Grace merasa dirinya berada di sebuah mimpi buruk. Mata Grace berusaha mencari wajah-wajah simpati yang ingin menolongnya tapi yang ia temukan adalah wajah-wajah menyeringai penuh nafsu yang tidak sabar menunggu giliran mereka. Dengan penis di dalam tenggorokannya Grace tidak bisa mengeluarkan rintihan kecil sekalipun. Yaz menunggu hingga beberapa saat sebelum menarik penisnya keluar. Kemudian ia mulai menggerakan penisnya di mulut Grace dengan berirama keluar masuk perlahan. Grace dengan segera berusaha membuat pria itu orgasme sehingga ia cepat-cepat mengeluarkan penisnya dari mulut Grace. Tapi Grace semakin sulit berkonsentrasi karena vaginanya kembali merasakan rasa nikmat. Clitorisnya mulai menyebarkan rasa nikmat yang sangat disukai Grace. Grace berusaha menggerakan pinggulnya berharap clitorisnya bisa bergesekan dengan penis pria yang sedang memperkosanya tapi dengan kaki dan tangan serta tubuh dipegangi dan ditindih, Grace tidak bisa bergerak dengan bebas. Ia berusaha membujuk mereka agar mereka mau membuatnya mencapai orgasme, tapi yang keluar hanya suara gumam tidak jelas karena penis Yaz tadi masih ada di mulutnya.
Ketika akhirnya penis Yaz memuntahkan spermanya, segera ia digantikan oleh temannya. Grace terus berusaha mengeluarkan suara membujuk mereka tapi erangannya hanya membuat dirinya semakin erat dipegangi oleh mereka. Penis Dul juga membuat mulut Grace tersumpal tidak bisa mengeluarkan suara, dan Grace akhirnya dengan putus asa berusaha mengosokan clitorisnya pada batang penis yang masih bergerak keluar masuk di vaginanya, tapi dirinya semakin erat dipegangi, membuat semakin sulit bergerak. Ketika Rob selesai orgasme, ia digantikan oleh Wan, yang langsung mulai memperkosanya, dan ia mengosok-gosok clitoris Grace dengan penisnya. Grace mengerang nikmat menikmati rasa nikmat yang perlahan mulai menguasai tubuhnya, tetapi ketika Grace akan mencapai puncaknya, pria tadi menarik penisnya keluar sambil tersenyum. Ternyata mereka tahu, mereka mempermainkan orgasme Grace.
Kemudian Wan kembali memasukkan penisnya dan mulai bergerak, ketika ia melihat tubuh Grace bergetar, mata Grace yang terbelalak, serta nafasnya yang semakin cepat dan hampir mencapai puncak, ia kembali menarik penisnya keluar. Grace hampir gila dipermainkan demikian, matanya memohon-mohon, ia merintih dan memelas, tapi pria tadi tetap membawanya mendekati puncak kenikmatan dan berhenti. Selama tiga puluh menit Wan terus memperkosanya, sampai akhirnya dengan nafas terengah-engah ia mengerang dan menyemburkan spermanya ke dalam vagina Grace. Grace yang rasanya hampir gila menantikan orgasme bagi dirinya sendiri, mem*kik tertahan dengan mulut penuh penis, badannya menggelinjang liar beberapa saat sebelum akhirnya jatuh terkulai lemas.
Mereka rupanya sudah sepakat ingin “menghabisi” stamina Grace hari itu. Bin yang sudah tak sabar berbaring dengan kaki dirapatkan, penis sudah tegak mengacung. Tanpa selang waktu mereka mengangkat Grace dan memaksanya duduk di atas Bin sedemikian hingga penis Bin tepat menancap dalam vagina Grace. Sementara Wan dan Rob memegangi kedua tangan Grace, Son memasukkan penisnya ke dalam mulut Grace. Mir dan Zaf yang sudah siap-siap dari tadi segera mengambil posisi di kiri-kanan Grace dan mulai menggarap payudaranya. Dengan “dibimbing” oleh Wan dan Rob, Grace mulai bergerak naik-turun layaknya seorang wanita yang berhubungan seks dalam posisi woman on top. Grace yang ingin menyudahi arena seks ini berusaha keras memuaskan nafsu para pria itu. [*9]
Ketika Grace sedang asyik-asyiknya naik-turun memompa Bin, Son menghamburkan spermanya dalam mulut Grace. Posisi Son digantikan oleh Can. Dan setelah Can juga menyemburkan spermanya ke mulut Grace, penis lain maju mendekat untuk menggantikan posisinya. Tak lama kemudian posisi Bin digantikan oleh Far, sedangkan posisi Can digantikan oleh Lud, yang beberapa saat kemudian mengantikan posisi Far. Begitu seterusnya mereka bergantian memaksa Grace memuaskan penis mereka dengan mulut dan vaginanya. Kadang dengan gaya woman on top, atau dengan gaya doggy di mana Grace dalam posisi merangkak melayani mereka depan-belakang dan kiri-kanan. Rata-rata mereka paling tidak sempat mencicipi vagina dan mulut Grace masing-masing sekali.
Ketika akhirnya para pria itu puas dan sudah lelah, mereka terkapar lemas, beberapa langsung tertidur. Kalau mereka saja begitu lelah, apalagi Grace. Gadis itu terkulai lesu, seluruh badannya rasanya lemas tak bertenaga, nafasnya terengah-engah. Betapapun berpengalamannya Grace sebagai seorang pelacur, tetap saja ia kewalahan melayani nafsu syahwat kedua puluh pria itu.
Wan dan Yaz yang masih cukup kuat mengangkat Grace dan membantu Grace memakai pakaiannya kembali. Lalu mereka berdua dengan setengah menyeret Grace, menuntunnya keluar kamar.
Selintas Grace merasa lega bahwa pesta seks itu telah usai. Sambil setengah diseret keluar kamar, dia melirik jam di dinding dan dengan terbeliak menyadari bahwa ia sudah melayani 20 orang pria itu selama hampir 9 jam. “Pantas saja aku jadi capek begini”, pikirnya. Selama ini, paling lama ia berpesta seks selama 3 jam bersama 4 orang pria, itu pun diselingi istirahat.

Kedua pria itu membawanya ke sebuah kamar. Di luar dugaan Grace, di kamar itu sudah menunggu Bram yang sedang telanjang bulat, dengan penis seudah tegang mengacung.
“M..mmau apa m…mmm elu, Bram?” tanya Grace gugup meski dalam hati kecilnya ia tahu apa maunya Bram menunggu di kamar ini.
“Halo Grace sayang………., selama ini gua udah sering ML ama elu, tapi kayanya asyik juga kalo gua bisa nyicipin badan elu yang udah bekas “pesta”, ha…ha…ha…. Rasanya pasti gak kalah asyik” kata Bram sambil tertawa mesum.
“Ih….. geuleuh…… nggak ah….. gua cape…..” jawab Grace.
“Eh….pokoknya harus mau! Atau elu mau gua balikin ke kamar yang tadi?” kata Bram dengan nada mengancam.
Wan dan Yaz yang masih di situ serentak memegangi kedua tangan Grace yang langsung meronta-ronta. Ketika keduanya hendak menyeret Grace keluar, Bram berkata, “Gimana, sayang…..? Pilih gua atau mereka?”
“Ihhh…..dasar….. iya deh….iya….” jawab Grace sambil berhenti meronta.
“Jangan cuma “iya” aja ya….. elu musti ngelayanin gua habis-habisan seperti biasa, gak boleh pake alasan capek, ngerti?!” kata Bram.
Grace menganggukkkan kepalanya. Dalam hatinya ia berpikir meskipun Bram seorang “pejantan” tangguh dan terkenal punya stamina yang membuatnya bisa lama menggauli wanita, toh masih lebih mending daripada melayani 20 orang entah sekaligus atau bergiliran. Lagipula dalam hatinya Grace memang ingin merasakan orgasme dengan Bram karena dari tadi orgasmenya tidak betul-betul tuntas. Belum sempat menikmati orgasme, sudah harus melayani yang lain lagi. Hanya saja masalahnya sekarang ia sudah kecapekan. “Mudah-mudahan saja akau masih bisa memuaskannya”, pikir Grace.
Dengan isyarat tangannya Bram menuruh Wan dan Yaz keluar. Pintu kamar dikunci oleh Bram. Ia yang sudah tak sabar duduk di ranjang, ditatapnya Grace yang tampak berantakan sehabis digauli 20 orang pria. Tapi meskipun tampak berantakan, Grace tak kehilangan pesona dan kecantikannya. Pakaiannya memang kusut di beberapa tempat, rambutnya acak-acakan, tapi justru itu membuat Bram makin bergairah. Leher Grace merah-merah akibat cupangan di sana-sini, dan Bram tahu bahwa di balik baju dan bra-nya keadaan payudara Grace pun sama, memerah ranum dengan bekas-bekas cupangan. Di pojok mulut Grace masih ada sisa-sisa sperma menempel, dan Bram juga yakin bahwa di balik celananya, vagina Grace pun masih menyimpang dan meneteskan sperma tumpahan para penis pria yang tadi menggaulinya.
Bram memberi isyarat agar Grace berlutut di hadapan selangkangannya. “Sini, Grace……. Oh ya, gua gak mau pake tangan lho…!!”
Tanpa dijelaskan lagi tentu saja Grace tahu apa maksudnya. Bram ingin ia mengoral murni hanya dengan mulutnya, sama sekali tanpa bantuan kocokan tangan. Ia berlutut di hadapan Bram dan mulai mengoral penis pria itu yang berukuran panjang 25 cm dan diameter kira-kira 5 cm. Penis yang ukurannya luar bisa besar itu sudah sering ia kulum, namun tetap saja tiap kali ia hendak mengoral-nya ada perasaan menggelenyar bergairah membayangkan penis itu nanti menggosok-gosok dinding vaginanya. Penis Bram dijilatinya perlahan-lahan. Mula-mula dijilati biasa, lalu mulai diseruput seperti seorang anak kevil menyeruput es mambo. Baru setelah itu ia mulai melakukan deep throat. Meski sudah sering melakukan oral seks, ia tetap saja kesulitan mengoral penis Bram karena ukurannya yang besar dan panjang. Bukan cuma penisnya yang besar, daya tahan Bram juga besar. Setengah jam berlalu, meski mulut Grace sudah pegal karena dipaksa mengulum penis Bram yang ukurannya aduhai itu, namun belum ada tanda-tanda Bram akan berejakulasi. Ketika Grace akan menarik kepalanya dari selangkangan Bram, pria itu menahan kepala Grace dengan kedua tangannya sehingga ia pun gelagapan, terpaksa terus mengulum dan menghisap. Baru setelah kira-kira tiga perempat jam Bram menyudahi foreplay itu.
Ia membaringkan Grace di ranjang dan mulai melucuti roknya. Tanpa buang waktu digarapnya vagina gadis itu. Mulutnya menciumi dan menjilati bibir vagina yang sudah merekah itu. Bram tak peduli vagina Grace masih berleleran sperma, bahkan sebagian masih ada di dalamnya. Tak ada rasa jijik, yang ada hanya nafsu dan gairah. Ketika dirasakannya Grace mulai terangsang, serangan mulut Bram makin ke dalam, menjilati dan menghisap klitoris Grace dengan penuh nafsu. Grace hanya bisa menngeliat-geliat merasakan nikmat yang terus membuncah seiring makin banyaknya cairan dalam vaginanya. Setelah setengah jam “menyiksa” vagina Grace, Bram berdiri lalu berkata,”Grace, ayo striptease buat gua, Sayang….. sisain BH-nya ya”
Grace bangkit berdiri, lalu dengan gaya yang sensual ia mulai berputar menari erotis. Dengan gayanya yang merangsang siapapun yang melihatnya, Grace mulai membuka kancing baju kemejanya. Satu kancing dibuka dengan satu tarian erotis. Celana panjangnya dibuka dengan gaya sensual pula. Ketika semua kancing baju sudah terbuka, Grace tidak segera melepasnya, membiarkan Bram melihatnya dalam keadaan setengah telanjang. Pemandangan yang disuguhkan Grace memang merangsang nafsu Bram. Kulit pahanya yang putih mulus terlihat jelas karena celana panjangnya sudah dilepas. Kemejanya sudah terbuka, memampangkan kedua belah payudara mungil yang padat nan kencang yang terbungkus bra putih transparan.
Ketika Grace hendak mengakhiri tarian erotisnya dengan melepas kemejanya, Bram menghambur ke arah Grace dan membaringkan gadis itu kembali ke ranjang. Bram segera menindih gadis itu lalu mulai memasukkan penisnya ke vagina Grace yang sudah sangat basah. Meski sudah basah dan terlumasi, toh penis Bram tidak bisa masuk begitu saja karena ukuran penisnya yang besar sementara vagina Grace sendiri masih sempit. Ini tidak mengherankan karena meski Grace sudah sering digauli pria, toh ia belum punya anak.
Bram mulai menggauli Grace dengan keahliannya yang terkenal. Gaya dan iramanya berubah-ubah membuat Grace penasaran dan semakin ketagihan. Suatu saat Bram memompa dengan liar dan ganas, penetrasinya cepat dan dangkal, lalu ketika dirasakannya Grace hendak mencapai orgasmenya, Bram mengentikan gerakannya. Ketika Grace menggelinjang sambil merintih minta diteruskan, Bram mengubah gayanya, kali ini penetrasinya dalam dan lambat, ciumannya lembut menggoda, membuat Grace mengerang minta dipuaskan.
Grace merasakan kenikmatan ketika penis Bram bergerak keluar dan masuk vaginanya. Ia berusaha menggerakan tubuhnya dengan erotis sambil menggelinjang liar penuh nafsu sambil mengerang nikmat. Setiap kali penis Bram masuk, saat itu juga klitorisnya bergesekan dengan batang penis Bram, terus menerus sampai Grace hampir gila merasakan kenikmatan yang makin memuncak. Grace berusaha menahan rasa itu menguasai seluruh tubuhnya, tapi gerakan Bram yang tanpa henti dan semakin cepat iramanya membuat Grace tidak bisa lagi menahan gejolak itu. Dengan erangan yang keras dan tubuh yang mengejang gemetar, Grace merasakan orgasmenya yang pertama, sementara Bram masih belum mencapai ejakulasinya. Bram pun mencabut penisnya dari vagina Grace dan sambil mengangkat Grace yang sudah lemas, ia memaksa Grace untuk mengubah posisi agar mereka bisa bercinta dengan gaya berbeda.

Berbagai gaya dan variasipun mereka lakukan. Mulai dari gaya woman on top di mana Grace menggenjot Bram dengan sisa tenaganya, gaya doggy sampai gaya berdiri. Suatu saat Grace duduk di pangkuan Bram dan menghadap mukanya sambil vagina Grace melahap penis pria itu, kali lain ia duduk membelakanginya. Dengan gaya-gaya lain itu Grace mencapai orgasme lagi sebanyak lima kali. Badannya makin lemas. Ia makin lelah, meski nafsunya masih ada karena dirangsang terus oleh Bram.
Bram yang tak peduli Grace lelah atau tidak, selanjutnya memegang kedua tangan Grace dan merentangkannya lebar-lebar. Yang lebih tak disangka lagi oleh Grace adalah gaya genjotan Bram yang luar biasa. Bram mampu memadukan berbagai gaya dan rangsangan. Payudara? Ah, payudara Grace kini semakin dipenuhi bekas cupangan berwarna merah. Putingnya makin memerah karena hisapan, gigitan dan kenyotan bibir Bram. Mulut Bram beraksi silih berganti antara payudara, belahan payudara, leher dan bibir Grace. Saat berciuman, mulut Grace dikuasai dan dijelajahi sepenuhnya oleh Bram. Genjotannya bervariasi antara lembut dan dalam, dangkal dan cepat, brutal dan mengoyak, dan sebagainya. Bagi Bram, seolah Grace merupakan inspirasi seksualitas tanpa batas.
Di saat Grace hendak mencapai klimaks, Bram menghentikan genjotannya, membuat Grace penasaran. "Ayo, Grace...... mari…Sayang…..?" Bram menggoda.
Grace tidak menjawab, ia hanya meronta-ronta dengan liar. Maka Bram pun mulai lagi merangsang mulai dari bibir, leher, lalu turun ke belahan payudaranya. Puting payudara Grace yang seolah menunggu untuk digarap, dibiarkannya dahulu. Hal ini membuat Grace makin penasaran. Grace meronta-ronta, menggeliat-geliat dan menggelinjang-gelinjang dengan liar. Bram yang sudah berpengalaman menghadapi wanita binal, mengetahui dengan pasti bahwa semua rontaan Grace itu adalah hasrat terpendamnya untuk dipuaskan secara total.
"SShhh.....shhh.... Grace.... sebelum gua puasin, layanin gua dengan binal dan penuh gairah. Lepaskan semua hasrat terpendam elu selama ini......!" Bram terus merayu Grace.
"Jja...Jjjanngann.......Sss ssttoooopp…………..... Oooooogggggh……………..Aaaagghhhhh…..”
"Yakin nih, mau berhenti....?" tanya Bram makin menggoda. Bram memang menghentikan serangannya, tapi lalu dimulai lagi dengan lembut lalu makin lama makin ganas, panas dan bergairah. Dan ketika Grace untuk kesekian kalinya hampir mencapai orgasme, Bram berhenti.
"Ssstt....ayo Grace......buat apa Grace mempertahankan gengsi? Kalau ama gua, nggak usah malu. Terus terang gua kagum ama elu. Jarang wanita punya daya seks sekuat elu. Seandainya elu masih single, pasti elu gua lamar untuk dijadikan istri!" Bram terus merayu Grace dengan perkataan dan rangsangannya.

Hampir empat jam Bram menggauli Grace, akhirnya Grace menyerah........ Sambil merintih dan mengerah ia memohon-mohon agar Bram memuaskannya. Bram tersenyum, lalu ia mulai menggarap Grace dengan lebih bergairah. Grace pun berusaha menuntaskan pesta ini dengan pelayanan terbaiknya pada Bram. Rontaan dan geliat Grace kini berubah menjadi gerakan-gerakan erotis yang liar dan binal. Jeritan dan rintihan Grace kini menjadi erangan penuh kenikmatan saat mereka berpacu menuju puncak birahi. Grace ternyata sangat binal. Erotismenya liar sekali. Orgasme yang tidak diraih secara total sewaktu pesta sebelumnya membuatnya haus seks luar biasa. Ia bagaikan musafir yang penuh dahaga.
Bram memenuhi janjinya. Dibawanya Grace menuju puncak birahi, seluruh daya seksnya dikerahkan untuk merangsang Grace. Mulut, leher, belahan payudara, payudara dan putingnya dilalap oleh Bram dengan penuh nafsu. Vagina Grace digenjot dan dijelajahi oleh Bram, termasuk bagian G-spotnya. Keperkasaan Bram diimbangi oleh kebinalan Grace.

Akhirnya setelah lebih dari 4 jam Bram menggaulinya, Grace merasa bahwa orgasmenya tak mungkin ditahan lagi. Bram pun menyadarinya. Tanda-tanda itu jelas terlihat dan terasakan olehnya. Payudara Grace mengencang, putingnya menegang disertai mengerasnya jepitan vagina Grace. Gerakannya makin erotis. Dadanya membusung, seolah menyodorkan dan menawarkan payudaranya seluruhnya penuh damba. Dengan penuh gairah, Bram menyemburkan seluruh spermanya ke dalam vagina Grace, sambil mengenyot puting payudara Grace, bergantian kiri dan kanan. Grace mem*kik tatkala dirasakannya cairan hangat memenuhi vaginanya. Rasa nikmat itu sungguh luar biasa. Rasa nikmat itu terasakan di sekujur tubuhnya, terutama di bagian dalam vaginanya dan di puting payudaranya.
"Aaaaaaaaaaaaaaaagggggghhhhhhhhhhh…........... ." pekikannya itu diredam oleh kuluman mulut Bram. Setelah semburan puncak birahi selama beberapa detik yang berharga itu, mereka lunglai lemas. Penis Bram bersarang di vagina Grace yang kini sudah banjir oleh sperma dan cairan vaginanya
sendiri. Mereka tertidur dalam kebahagiaan seksual.

Hari Pertama
Esok harinya Grace mengakhiri hari kerjanya dengan perasaan tak menentu. Apalagi tadi pagi Bram mengatakan bahwa kekalahannya dari Susanty membuat dirinya memang harus “belajar” lagi untuk lebih bisa memuaskan para pria pelanggannya. “Apa gua ini emang kurang hot?” pikir Grace.
Sesuai instruksi yang diterimanya sore barusan, Grace pergi ke Hotel “H” dengan masih memakai pakaian kerja. “Rupanya yang dapet giliran hari ini mau nyicipin office girl”, pikirnya. Grace sebenarnya sudah terbiasa dengan selera aneh-aneh pelanggannya. Tapi walau begitu pengalaman kemarin membuatnya bergidik jika diingat-ingatnya lagi. Apalagi prospek seminggu ke depan, setiap malam ada job yang sebelumnya jarang-jarang ia lakukan. Grace jarang mau main gangbang. Kalaupun mau, paling banter juga dengan 4 orang. Yang membuatnya bergidik kalau mengingat kejadian kemarin sebenarnya bukan soal jumlah pria yang menggaulinya, tetapi mengingat bahwa diam-diam dan lama kelamaan ia ikut menikmati digilir dan dikeroyok sekian banyak pria. Tak disangka dirinya bisa terhanyut ikut menikmati, bahkan orgasmenya pun luar biasa dan berkali-kali. Sekedar mengingatnya saja sudah membuatnya terangsang.
Sesampainya Grace di hotel yang ditujunya, ia langsung naik lift menuju ke suite room di lantai teratas. Ia mengetuk pintu suite nomor 2, yang lalu dibukakan oleh seorang pria berbadan kekar yang nyaris telanjang, hanya mengenakan celana dalam ketat. Pria itu ternyata Umar. Setelah Grace masuk, Umar mengunci pintu suite itu. Di dalam kamar sudah menunggu 3 pria lainnya, Ahmad, Mahmoud dan Salman. Grace yang tadinya merasa lega bahwa malam ini ia hanya melayani 4 pria, kini menjadi ciut lagi melihat bahwa keempat pria itu adalah pria-pria Arab yang dari gerak-gerik tubuh saja terbaca mempunyai stamina yang hebat.
Baru saja Grace meletakkan handbag-nya di meja, Mahmoud memeluk Grace dari belakang, kedua tangannya langsung meraba-raba dada gadis itu sementara mulutnya menciumi leher Grace yang jenjang. Dari depan Umar mulai melucuti pakaian Grace sambil juga meraba dan menjelajahi tubuh mulus di depannya itu. Kedua pria lainya duduk di sofa, sementara ini mereka hanya menjadi penonton yang menatap penuh minat pada adegan di depan mereka.
Grace yang sudah mulai terangsang dihempaskan ke ranjang suite yang besar, tanpa memberi Grace kesempatan untuk bersiap-siap, Mahmoud menyibakan kedua paha mulus gadis itu dan langsung menggarap vaginanya. Sementara Grace dirangsang seperti itu, kepalanya direngkuh oleh tangan-tangan kekar Umar ke arah penisnya yang besar dan sudah mengacung tegak. Dalam keadaan berbaring sambil kepalanya dipegangi Umar, Grace mulai mengulum penis pria itu sementara vaginanya dijilati dan diseruput oleh Mahmoud. Tak butuh waktu lama bagi Grace untuk mencapai orgasmenya yang pertama. Belum sempat dia istirahat, Mahmoud memasukkan penisnya yang besar ke vagina Grace yang sudah dalam keadaan basah terangsang. Ia mulai memompa Grace, mula-mula pelan lalu bertambah cepat. Umar yang penisnya masih di mulut Grace pun mulai meningkatkan aksinya, dengan kedua tangannya ia memegangi kepala Grace dan memaju-mundurkan kepala itu sehingga mulut Grace seakan-akan vagina yang mengocok penisnya. Kira-kira setengah jam kemudian Mahmoud menggeram dan mempercepat pompaannya, rupanya ia berejakulasi, penisnya menyemburkan sperma ke dalam vagina Grace. Grace yang merasakan kocokan penis di vaginanya kian meningkat seketika merasakan nikmat yang mendadak membuncah, apalagi kemudian ia merasakan bagian dalam vaginanya disemprot cairan hangat lembut yang berdenyut-denyut. Ia menjerit nikmat namun jeritannya tertahan karena mulutnya masih dipenuhi penis Umar. Mulut Grace yang mengeluarkan jeritan tertahan itu seakan menjepit penis Umar kian erat, dan saat pria itu merasakan mulut Grace yang demikian, gairahnya yang tadi kian meninggi akhirnya mencapai puncaknya. Disemburkannya sperma dalam jumlah banyak ke dalam mulut mungil Grace. Tak urung hal itu membuat Grace tersedak-sedak, namun Grace yang sudah sering melakukan oral seks mencoba menelan sperma yang ada dalam mulutnya. Tindakannya itu membuat Umar makin merasakan penisnya diurut dan diberi kenikmatan tiada tara sehingga ia pun melenguh panjang.
Segera setelah Mahmoud dan Umar mencabut penis mereka dari vagina dan mulut Grace, tanpa memberi Grace jeda waktu untuk istirahat, Salman dan Ahmad maju untuk babak selanjutnya. Kali ini Mahmoud dan Umar yang menonton di sofa. Salman menarik kedua lengan Grace dan memaksanya berlutut di ranjang. Kemudian ia merengkuh kepala gadis itu ke arah selangkangannya. Aroma penis Salman yang tajam membuat Grace kaget, aromanya lebih tajam daripada pria sebelumnya. Saat ia mulai mengulum penis Salman, tahulah Grace bahwa penis pria itu ternyata penuh pejuh (sisa sperma yang mengering, yang menempel di belakang kepala penis). Grace yang merasa jijik nyaris muntah ketika ia merasakan pejuh Salman mulai menempel di lidahnya ketika ia mengulum sambil menjilati penis pria itu, tapi sekuat tenaga Grace menahan untuk tidak muntah karena ia ngeri jika para pria itu tersinggung mereka takkan segan-segan menyiksanya. Perkosaan brutal hanyalah merupakan langkah awal, selanjutnya ia tak berani membayangkannya. Ahmad yang berada di belakang Grace meraih pinggang gadis itu lalu memasukkan penisnya ke vagina yang masih dipenuhi sperma Mahmoud. Meski demikian, karena vagina Grace masih sempit, tetap saja penis Ahmad serasa dijepit dan diurut oleh jepitan vagina Grace. Mulailah mereka menggauli gadis itu. Grace berusaha menahan mualnya dengan segiat-giatnya mengocok penis Salman dagan mulutnya. Dengan cepat ia memaju-mundurkan kepalanya sambil menjilat dan menghisap penis besar itu. Toh butuh waktu selama kira-kira 20 menit sebelum akhirnya Salman menyemburkan spermanya. Untunglah sperma yang disemburkan juga banyak sehinga dimanfaatkan Grace untuk membantunya menelan sisa-sisa pejuh tadi.
Salman menarik penisnya sambil tersenyum puas, “Hebat kamu, Sayang. Rupanya kamu bukan cuma pintar nyepong, kamu juga ahli ngebersihin penis gua yang kotor, ha ha ha……” Teman-temannya ikut tertawa mendengar perkataan Salman. Sementara itu Ahmad terus giat memompa Grace dengan gaya doggy-nya. Kira-kira 15 menit kemudian barulah ia menuntaskan hajatnya. Bukan hanya ia yang merasakan nikmat, Grace pun demikian. Ini terlihat dari menegangnya tubuh gadis itu disertai jeritan yang kini bebas keluar dari mulutnya.
Selesai ronde kedua tadi, Grace pun ambruk terlentang di ranjang. Rupanya para pria itu memang tak bermaksud memberi waktu istirahat buat Grace. Umar maju menghampiri gadis itu lalu menindihnya, da tanpa mendapat kesulitan berarti ia memasukkan penisnya ke vagina Grace dan memulai genjotannya. Grace yang masih belum pulih dari orgasmenya mengelinjang liar merasakan nikmat ketika penis Umar mengocok vaginanya. Ketika gejolaknya mulai menyurut, tanpa terasa ia pun menggoyangkan pinggulnya, yang membuat Umar makin keenakan dan akhirnya kembali mencapai puncak.
Umar digantikan oleh Salman yang begitu bernafsu menggenjot gadis itu. Pompaannya yang kasar membuat Grace tersentak-sentak dan ketika Salman mencapai puncak kenikmatannya kembali, Grace pun menggeliat liar karena Salman tak mau langsung berhenti menggenjot.
Berikutnya giliran Mahmoud yang menggenjot Grace dengan gaya penetarasinya yang lembut namun dalam. Perubahan gaya ini makin membuat Grace merem melek keenakan. Tak dapat ditahan lehnya, ia mengalami 2 kali orgasme dengan Mahmoud ini. Orgasme pertama diraih Grace kira-kira 10 menit setelah Mahmoud memasuki kewanitaannya, lalu orgasme kedua bersamaan dengan puncak kenikmatan pria yang menggaulinya itu.
Ahmad maju menggantikan Mahmoud. Pria yang memiliki stamina kuat ini mampu membuat Grace mengalami 3 kali orgasme lagi, membuat gadis itu makin lemas. Tiap kali orgasme Grace memang masih menggeliat da mengelinjang, namun gerakannya makin lemah karena badannya makin capek. Sebenarnya dalam kondisi “normal”, Grace takkan secapek ini. Tapi karena kemarin baru saja ia “disantap” oleh 21 pria, staminanya belum pulih seperti sedia kala. Dalam hatinya ia ngeri sendiri, bagaimana dengan besok-besoknya? Masih ada 6 hari lagi ia harus merelakan tubuhnya dinikmati gratis setiap malam.
Untunglah keempat pria itu cukup puas dengan pelayanan sehingga mereka behenti “menyantap” Grace sampai di situ saja. Mereka meninggalkan Grace yang masih terengah-engah kelelahan di kamar itu. Meskipun capek, Grace memaksakan diri untuk bangun dan memakai kembali pakaiannya, lalu pulang.


Hari Kedua
Sepulangnya Grace dari kantor, ia mandi lalu bersiap-siap untuk pergi ke motel “V” yang ada di pinggiran kota. Instruksi yang diterimanya tadi siang tidak begitu jelas, hanya menekankan kalau ia harus sampai di sana sebelum jam 19.00. Ia membawa uang secukupnya untuk ongkos taxi, pakaiannya casual saja: sweater tipis warna biru tua dengan celana katun hitam yang longgar. Meski sweaternya bukan dari jenis yang ketat, tapi karena bahannya yang lemas, sweater itu tak mampu menyembunyikan tonjolan payudara mungil nan padat di baliknya.
Pukul 18.50 Grace mengetuk pintu paviliun 16. Pintu dibukakan oleh seorang pelayan yang menyilakannya untuk masuk dan menunggu. Tepat pukul 19.00, pintu dibuka dan muncullah Fay.
“Hai, Grace! Wah, cantik bener lo! Ayo sayang, kita pesta lagi” katanya sambil tersenyum.
“Ih….. gua kirain siapa yang nungu, taunya elo-elo…!” kata Grace dengan tersipu meski dalam hatinya sebal dan dongkol. Ia masih belum lupa pengalamannya di gangbang oleh Fay dan kawan-kawannya.
Tanpa buang waktu Fay mulai membuka pakaiannya, lalu menerkam Grace dan menindihnya di ranjang. Ia mulai mencumbu Grace dengan ganas dan liar.
Terengah di sela cumbuan Fay, Grace bertanya lemah, “Berapa orang, Fay?”
“Tenang, Sayang…….ntar elo kan bisa ngitung sendiri. Nikmatin aja, kali ini kita giliran kok, he he he,” jawab Fay sambil terus mencumbu Grace.
Malam itu Grace melayani delapan orang yang menggilirnya satu demi satu. Meski tidak dikeroyok, hal itu tidak membuat kondisi Grace lebih baik dari sebelumnya karena rata-rata setiap pria itu menghabiskan waktu setengah jam untuk menggaulinya, dengan berbagai gaya dan posisi kesukaan mereka masing-masing.
Meski capek dan lemas, sesudah semuanya usai ia memaksakan diri untuk bangkit dan berpakaian. Tanpa mandi ia segera pulang ke tempat kostnya.

Hari Ketiga
Grace sebenarnya berencana untuk berbelanja ke supermarket sorenya, namun telepon yang diterimanya setelah makan siang mengharuskannya segera pergi ke sebuah alamat rumah di kawasan perumahan mewah di pinggiran kota. Tak berani membantah, ia menurutinya.

Grace tiba di tempat tujuan pukul 17.30 dengan masih mengenakan pakaian kerja. Hari itu ia memakai seragam kerja dengan model yang pas di badan, menampakkan lekuk tubuhnya yang meskipun mungil namun tampak menggairahkan. Ia mengenakan seragam kerja model women safari warna coklat tua dengan kancing bukaan di depan, dipadu dengan rok mini yang sewarna.
Malam itu ia harus melayani Raz, seorang pengusaha keturunan India, dan 9 orang temannya dalam pesta gangbang yang ganas dan brutal. Mereka bersepuluh bergiliran mengeroyoknya, mencicipi mulut dan vaginanya. Sebelum pulang, Grace diwajibkan kembali menservis penis mereka semua dengan mulutnya sampai mereka puas. Sekitar tengah malam barulah hajat mereka terpuaskan dan Grace diperbolehkan pulang.


Hari Keempat
Grace nyaris kesiangan bangun gara-gara semalam. Usai makan siang ia menemukan pesan tertulis di mejanya yang berasal dari salah satu customernya yang rutin bermain valas di perusahaan tempatnya bekerja. Jack, demikian namanya, berpesan agar Grace menemuinya di hotel “S” untuk membicarakan bisnis. Grace tahu bukan hanya soal bisnis yang Jack inginkan. Baik Grace maupun Susanty sudah sering memanfaatkan tubuh mereka untuk kepentingan bisnis. Tak jarang mereka memberi bonus pada customer “kakap” dengan meng-entertain para customer tersebut. Ada yang cukup senang dijamu makan siang di restoran mewah, tapi tak jarang customer hidung belang mencicipi nikmatnya tubuh dua karyawati tersebut.
Dalam keadaan normal Grace pasti senang menerima pesan Jack, salah satu customer terbesarnya yang juga sering menerima servis ranjang dari Grace. Tapi kali ini Grace merasa agak cemas, kalau ia melayani nafsu Jack siang ini, bagaimana dengan sore nantinya. Belum sempat ia memikirkannya, agen Bram menelepon dan memberitahukan bahwa pukul 18.00 Grace ditunggu oleh tamunya di apartemen “B”. Tak mau terlarut dalam kecemasan dan pikiran yang tidak-tidak, Grace segera berkemas da setelah melaporkan “tugas”nya pada supervisornya, ia naik taxi menuju hotel “S” di mana Jack sudah menunggu.
Ternyata siang itu Jack tidak sendirian, melainkan mengajak 5 orang rekannya lagi. Jadilah Grace meng-entertain enam investor hidung belang sekaligus. Mula-mula bergiliran, lalu setelah istirahat sebentar, Jack dan temannya mengeroyok Grace.

Karena jarak dari hotel “S” ke apartemen “B” tidak jauh, setelah kedua customernya pergi Grace memutuskan untuk mandi di hotel tersebut. Sesuai instruksi yang diterima Grace via telepon waktu siang harinya, Grace menunggu tamuku di sebuah kamar apartemen “B” di pusat. Belum lama Grace sampai, terdengar ketukan di pintu. Begitu ia membuka pintu, tampaklah Bram berdiri di depan pintu. Tak disangka tamu yang dimaksudkan tadi siang adalah Bram sendiri. Grace terkesima takjub akan ketampanan dan kekekaran tubuhnya. Entah mengapa meski sudah terhitung sering Grace bermain seks dengannya, toh Grace tak pernah bosan. Rasanya selalu ada yang istimewa yang bisa didapatkan darinya. Walau sore itu Grace mengenakan pakaian yang menurutnya kurang sexy, mata Bram terlihat berbinar penuh nafsu, jelalatan menatap tubuhnya. Sebenarnya Grace sendiri kurang pe de dengan tubuhnya. Dengan tinggi 165 cm memang dan berat hanya 48 kg, Grace memang tergolong kurus. Payudaranya pun mungil, ukuran bra-nya cuma 32B. Tapi banyak pria yang sudah mencicipi tubuh Grace mengatakan kalau Grace itu sensual, bernafsu besar, dan kalau sudah “on” bisa sangat liar dan ganas di ranjang. Entah benar atau tidak, katanya itu ada hubungannya dengan bulu-bulu halus yang cukup panjang tumbuh di kedua lengannya. Banyak yang bilang justru cewek kurus tapi lengannya berbulu seperti Grace ini kalau berolah seks bisa jauh lebih dahsyat dari cewek normal.
Hari itu Grace mengenakan celana kain hitam dan baju putih yang cukup longgar sehingga tidak bisa dengan jelas mempertunjukkan lekuk tubuhnya, tapi karena bajunya cukup transparan maka BH putih yang dikenakannya bisa terlihat cukup jelas. Entah siapa yang memulai akhirnya mereka berdua berpelukan, mulanya Bram mencium pipi Grace, kemudian bibir gadis itu dilumatnya, hati Grace berdegup kencang ketika Bram memainkan bibirnya, lidah mereka saling menyapu. Tangan Bram mengelus punggung Grace, kemudian menyusup di balik baju Grace, gosokan tangannya di punggung gadis itu terasa hangat dan lembut, Grace membalas dengan usapan tangan di selangkangan Bram,

Hari Kelima
Lewat ponselnya Grace menerima instruksi agar pada pukul 20.30 menemui Mr. Dyke di hotel “J”. Jeda waktu antara pulang kantor dan waktu untuk menemui Mr. Dyke dimanfaatkan Grace untuk berbelanja sebentar ke supermarket dekat kostnya lalu beristirahat sejenak, tak lupa meminum vitamin dan suplemen untuk membantu memulihkan tenaganya.
Kejutan bagi Grace sesampainya di kamar hotel “J”, ternyata Mr. Dyke adalah seorang negro yang memiliki penis besar, nyaris sebesar milik Bram. Kejutan tak berhenti di situ saja karena ternyata Mr. Dyke mengajak 3 orang negro temannya yang penisnya pun tak kalah besar. Berempat mereka mengeroyok Grace, bahkan sampai dua ronde. Bagi Grace sendiri ini pengalaman baru baginya karena sebelumnya ia belum pernah melayani pria negro. Meski ganas dan liar saat menggaulinya, keempat negro itu sama sekali tak bersikap kasar pada Grace, malah Grace diberi kesempatan istirahat selama kurang lebih setengah jam sebelum memasuki ronde kedua.
Menjelang pukul 01.00 dini hari barulah Grace sampai di kostnya dan langsung tidur karena kelelahan. Tapi walau begitu ia puas karena bisa mencapai orgasme beberapa kali dengan mereka.


Hari Keenam
Siang hari itu Grace menerima instruksi untuk sorenya. Ia diharuskan tiba di apartemen “M” yang letaknya agak jauh di pinggir kota tidak lebih dari pukul 18.00. Untung saja Grace jarang makan malam untuk menjaga berat badannya, sehingga pengaturan waktu seperti ini tidak terlalu menyulitkannya. Yang paling repot adalah mandi sore. Tapi tak apalah, pikirnya, toh tak ada ketentuan bahwa ia harus mandi dulu sebelum melayani tamu-tamunya.
Grace yang masih memakai pakaian kerjanya langsung menuju apartemen tersebut. Pakaian kerjanya hari itu cukup mengundang, sama seperti yang dipakainya 3 hari yang lalu, yaitu seragam kerja dengan model women safari yang pas di badan, menampakkan lekuk tubuhnya yang mungil namun sensual. Kali ini ia mengenakan seragam kerja warna biru tua dengan kancing bukaan di depan, dipadu dengan rok mini yang sewarna. Sepatu berhak dan berujung lancip warna putih yang dikenakan Grace menambah sensualitasnya.
Setibanya Grace di tempat tujuan menjelang pukul 18.00, ternyata Tom, Yaz, Rob dan Dul sudah menunggu. Tanpa berlama-lama, mereka berempat segera bergantian menggauli Grace. Tak puas dengan pelayanan hanya dari vagina Grace, mereka juga meminta Grace untuk mengoral penis mereka semua. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 21.35 ketika Grace selesai menunaikan tugasnya dan meningalkan keempat pria yang masih tergeletak di ranjang, terengah-engah puas akan pelayanan gadis itu. Berbeda dengan mereka, malam itu Grace agak kurang puas karena dengan mereka ia hanya mengalami 2 kali orgasme, itu pun tak bisa dinikmati sepenuhnya karena mereka terburu-buru dan berebutan menyantap tubuhnya.

Karena apartemen itu masih baru dan belum banyak penghuninya, maka jarang taxi yang mangkal di dekatnya. Ketika hendak memesan taxi di kantor resepsionis, didapatinya kantor itu sedang kosong. Sial bagi Grace, batere ponselnya habis sehingga ia pun tak bisa memesan taxi. Dengan jengkel Grace pun berjalan meninggalkan apartemen itu. Sebenarnya jarak dari apartemen itu ke kawasan permukiman ramai terdekat cukup jauh untuk ditempuh berjalan kaki, sekitar 2 km, tapi Grace nekat menyusuri jalanan yang sepi tersebut. Di sisi jalan itu hanya ada beberapa rumah, tapi tampaknya semuanya kosong, mungkin belum dihuni.
Baru kira-kira setengah jalan, beberapa sosok tubuh menghampiri Grace dari halaman sebuah rumah yang kelihatannya kosong. Ketika mereka mendekat, Grace mengenali mereka sebagai Wan dan ketujuh orang temannya. Tanpa basa-basi Wan mengajak Grace untuk melewatkan malam itu bersama mereka, tapi Grace dengan halus mencoba menolak. Dalam hatinya ia mulai takut, jalanan begitu sepi, apa jadinya kalau mereka berdelapan nekat menculiknya? Salah seorang dari para pria itu mengingatkan Grace bahwa karena ia masih dalam masa “hukuman” akibat kekalahannya dari Susanty, ia tak boleh menolak siapa pun yang minta pelayanannya. Grace mencoba mendebat dengan berdalih bahwa hari itu sudah merupakan jatah Tom, Yaz, Rob dan Dul. Tapi kelihatannya argumen Grace tak diperdulikan oleh mereka.
Wan tiba-tiba maju, tangannya yang mencoba memeluk Grace langsung ditepis oleh gadis itu yang kemudian mencoba berlari. Belum sempat Grace melarikan diri, Mir, Zaf, Bin dan Son menyergap dan meringkusnya. Mir dan Zaf memegangi tangan Grace erat-erat sementara Bin meringkus pinggang Grace dari belakang, sedangkan mulut Grace yang mencoba mengeluarkan jeritan dibekap oleh Son. Grace meronta-ronta dan berusaha melawan, tapi apalah dayanya. Melawan salah satu dari mereka saja ia tak mampu, apalagi melawan mereka berdelapan. Wan, Can, Far dan Lud membantu keempat temannya dengan mengangkat kedua kaki Grace yang mencoba menendang-nendang melawan penyergapnya. Berdelapan mereka membopong Grace memasuki rumah itu. Berlawanan dengan luarnya yang remang-remang, bagian dalam rumah itu ternyata terang benderang. Tak terlihat dari luar karena semua jendelanya tertutup rapat.
Grace dibawa menuju sebuah kamar yang telah mereka persiapkan. Kedua tangan Grace diikat ke belakang punggungnya, begitu pula kakinya diikat erat di bagian atas mata kakinya. Sambil memaki dan mengutuk, Grace menendang-nendang kakinya dengan panik, tangannya mencoba menarik lepas ikatannya, namun semua pemberontakannya itu sia-sia.
Satu demi satu para pria itu melepas pakaian mereka. Apa yang ditakutkan Grace sedari tadi tampaknya tak terhindarkan lagi. Malam ini ia akan diperkosa habis-habisan oleh 8 orang pria yang sudah haus seks. Tapi Grace bertekad takkan menyerah begitu saja. Ia berharap para pria itu akan turun gairahnya kalau ia terus melawan dan tak patuh melayani mereka.
Setibanya di kamar, dua orang pria menekan pundak Grace ke bawah, memaksanya untuk berlutut. Wan tadi memegang rambut dan kepala Grace, yang masih terus meronta dengan sia-sia karena tangan dan kakinya sudah terikat erat. Far maju mendekati Grace. Ketika ia mengeluarkan penisnya, ia memerintahkan Grace untuk segera mengulumnya dan jika ia berani mengigit penisnya, ia mengancam akan merontokkan gigi Grace dan melanjutkan memperkosa mulut Grace. Wan mendorong kepala Grace ke depan. Far yang di depan Grace memajukan penisnya mendekati muka Grace. Ketika penisnya sudah tegang dan keras, ia menjepit hidung Grace untuk membuat Grace membuka mulutnya.
Ketika Grace kehabisan nafas dan membuka mulutnya untuk menghirup udara, ia mendorong penisnya ke dalam mulut Grace. Pria itu berhenti begitu bibir Grace telah melingkar di penisnya dan membiarkan Wan di belakang Grace membantunya. Wan tadi mulai mendorong dan menarik kepala Grace. Kepala Grace bergerak maju dan mundur tanpa henti, terus menerus. Lipstik Grace yang berwarna merah menempel di batang penis yang ada di mulutnya. Dan ketika kepala penis itu masuk ke tenggorokannya Grace tersedak, tapi Wan tetap mendorong hingga kepala penis itu masuk lebih dalam di tenggorokan Grace. Grace dipegangi hingga tak bergerak dengan penis yang terbenam hingga tenggorokannya, sementara mereka berbicara satu sama lain.
"Lumayan! Anget dan empuk! Tapi gue pikir dia musti banyak berlatih soal beginian." kata Far.
"Mungkin dia belon pernah pake mulutnya? Gimana? Lo udah pernah pake mulut lo Grace sayang?" tanya Can.
"Terang aja dia pernah! Mulutnya nggak dipake buat makan doang tau? Liat aja tuh bibir, punya lo kayak dijepit sama tuh bibir kan?" kata Wan sambil melihat dari bahu Grace.
"Ntar telen sperma gua semuanya ya, Grace! Awas kalo gak! Ntar gua rontokin gigi elo!" kata Far mengancam Grace.
Far memberi isyarat agar Wan untuk menjauh. Tangannya kemudian menjambak rambut Grace dan mulai menggerakannya dengan kasar membuat penisnya kembali bergerak keluar masuk di mulut Grace. Semua orang dapat mendengar suara dahi Grace yang menumbuk perut orang itu, dan erangan Grace yang terdengar setiap kali penis itu masuk jauh ke tenggorokannya.
Ketika pria itu akan mengalami orgasme ia mendorong kepala Grace hingga hidung Grace terbenam di dalam rambut kemaluan orang itu tanpa bisa menarik nafas. Sperma langsung menyembur keluar memenuhi mulut Grace. Dan dari sudut mulut Grace sperma menyemprot keluar, mengalir turun, menggantung di dagu Grace. Kemudian orang itu mulai bergerak lagi tanpa henti. Sperma terus mengalir keluar, jatuh dari leher Grace ke atas seragam biru yang dikenakan Grace. Ketika akhirnya ia menarik penisnya dari mulut Grace, Grace megap-megap menarik nafas dan berusaha menelan semua sperma yang masih ada di tenggorokannya.

Dua orang kemudian memegangi Grace sementara yang lain mulai melepaskan pakaian mereka. Grace sendiri tak berdaya untuk melarikan diri karena ikatannya sangat erat.
"Cewek jalang ini udah bikin kita ketagihan, tapi masih aja dia jual mahal. Kita buat dia bayar akibatnya" kata Wan. Para pria itu menatap Grace dengan penuh nafsu, jelas mereka tak sabar ingin membalas perlakuan jual mahal Grace kepada mereka.
"Sekarang kita kasih pelajaran. Bawa dia ke ranjang!" perintah Wan pada teman-temannya.
Meski ketakutan, Grace tetap tidak mau menampakkan kekhawatirannya. Ia tidak mau memberikan mereka kepuasan melihat ketakutannya karena ia tahu bahwa pria-pria seperti mereka mendapatkan kepuasan melihat ketakutan di wajah korbannya. Grace mencoba berontak lagi ketika beberapa pria mengangkatnya dan membawanya menuju sebuah ranjang.
Dua pria memegang tangannya sementara dua lagi membuka ikatannya dan mengikatnya kembali di sudut ranjang itu. Sementara itu yang lainnya merentangkan dan mengikat kedua kaki Grace ke gantungan khusus di langit-langit kamar itu. Grace kini terikat dengan pinggangnya di tepi ranjang, sementara kakinya yang terentang menjulur ke arah atas, terikat dan tergantung erat. Posisi itu membuat lekuk tubuhnya yang sangat menawan terlihat jelas dan buah dadanya yang sangat kencang lebih terbentuk karena posisi tangannya yang terikat terentang. Kaki Grace terbuka lebar dan tubuhnya telentang
Grace merasa sangat tak berdaya dengan semua mata pria yang memandangi keindahan tubuhnya. Dia sudah bisa membayangkan apa yang akan dilakukan Wan dan teman-temannya terhadapnya yang terikat di ranjang tak berdaya.
"Ayo Wan, buka bajunya, kita lihat seperti apa tubuh cewek sombong ini!" kata Can yang diikuti suitan-suitan mesum dari pria-pria lainnya
Wan hanya tersenyum sinis dan mendekati Grace. Perlahan ia menggosokkan penisnya yang besar ke kaki Grace. Wan memerintahkan pria yang ada di dekat kepala Grace untuk mengangkat kepala Grace hingga gadis itu bisa melihat ketika penis Wan mulai masuk ke vagina Grace. Dua pria yang memegangi kaki Grace di kiri kanannya berusaha membuka kaki Grace lebih lebar, tapi terhalang oleh rok mini yang dikenakan Grace. Wan langsung menarik rok tersebut ke atas hingga ke pinggang Grace.
Para pria itu berseru kagum ketika melihat apa yang dikenakan Grace di bawah seragam kerjanya. Ia mengenakan celana dalam G-String sutra berenda. Orang yang memegang tangan Grace lalu mulai membuka kancing baju Grace dan menyibakkan baju tersebut, terlihatlah BH warna putih transparan yang menutupi buah dada Grace. Puting susu Grace tampak mencuat dari balik BH yang tipis transparan dan berenda itu.
"Gila! Lo pake pakaian kayak gini dan lo musti dipaksa buat ngelayanin kita-kita?!” kata Wan sinis. "Mungkin lo nggak suka sama kita semua ya? Lo anggep kita nggak pantes lo layanin, gitu? Jadi lo pikir cuma yang lo suka yang bisa nidurin lo? Lo dandan kayak gini supaya mancing napsu kan? Asal lo tau aja Grace, buat malem ini lo milik kita-kita di sini, lo musti ngelayanin kita semua di sini! Sekarang kita liat seberapa hotnya lo!"

Setelah menarik lepas celana dalam Grace, Wan merenggut BH gadis itu. Grace berusaha meronta dan menendang Wan, tapi ia tetap tak berdaya. Wan memegang kedua pergelangan tangan Grace yang ramping, sementara ia menempatkan pinggulnya di antara kedua kaki Grace. Wan kemudian berusaha membuka kaki Grace dengan kedua lututnya dan mengarahkan penisnya yang sudah keras ke vagina Grace. Dengan satu kali dorongan, Wan dengan keras memasuki vagina Grace. Grace menjerit sekeras-kerasnya, dan makin meronta-ronta, tanpa daya menghentikan Wan memperkosa dirinya. Wan sendiri menikmati sekali segala jeritan dan rontaan Grace. Ia menyeringai setiap kali Grace menjerit meronta. Perkiraan Grace bahwa pemerkosanya akan turuh gairahnya kalau Grace terus melawan, ternyata keliru besar. Wan justru makin bernafsu dan terangsang merasakan Grace yang meronta-ronta dalam keadaan setengah telanjang. Tanpa Grace sadari, setiap gerakannya meronta menyebabkan penis Wan yang ada dalam vaginanya serasa diurut dan dikocok-kocok, menambah sensasi kenikmatan bagi pria itu.
Ketika Wan sedang memperkosanya, pria lainnya ikut meremas, meraba, mengisap, menyupang, menjilat dan menciumi seluruh tubuh Grace. Mereka mulai dengan memainkan buah dada Grace dan bergantian mengisapi puting susunya. Mereka tak perduli dengan jeritan dan makian Grace. Kaki Grace di angkat tinggi-tinggi dari atas ranjang sementara tangan-tangan merabainya, menikmati halusnya kaki Grace. Dua buah penis menampari wajah Grace, mengenai pipi dan matanya.
Hampir setengah jam kemudian jeritan Grace hanya tinggal erangan dan rintihan tapi Wan memperkosa Grace tanpa henti, terus bergerak makin cepat. Tak lama kemudian, Wan menarik penisnya hingga hampir terlepas dari jepitan vagina Grace, ia mengerang dan maju mendorong ke depan sekuat tenaga. Kepala Grace terdongak kaget, sedangkan Wan mengejang beberapa saat dan bergerak beberapa kali, penisnya menyemburkan sperma ke dalam vagina Grace. Sperma mulai mengalir keluar dari vagina Grace. Sperma Wan menyembur tanpa henti, hingga mengalir dan tergenang di atas ranjang. Pria yang lain kemudian melepaskan pegangan mereka pada diri Grace dan mengatur giliran siapa selanjutnya.

Grace hanya bisa berbaring tak bergerak ditindih oleh Wan, kaki dan tangannya masih terbuka lebar, ia mulai menangis. Sebagai pelacur high class ia merasa amat terhina, malam ini ia harus merasakan apa rasanya diperkosa beramai-ramai.
"Udah dong Grace, jangan nangis terus! Lo mustinya bangga ama diri lo, soalnya punya lo masih sempit banget, beda ama pelacur-pelacur murahan! Pokoknya paling sempit dari semua yang udah pernah gue pake! Lagian kita baru aja mulai!" katanya pada Grace.
Wan kemudian menarik penisnya keluar. Semua orang melihat bagaimana vagina Grace menjepit penis itu ketika penis itu perlahan keluar dari vaginanya. Seorang pria segera naik ke atas ranjang setelah Wan turun. Ia tidak terlalu terburu-buru. Sekarang, Grace dapat merasakan bagaimana bibir vaginanya perlahan membuka dan penis itu sedikit demi sedikit masuk ke dalamnya. Grace menangis tertahan sambil menggigit bibirnya. Badannya terkulai lemas. Pria itu yang mengira Grace sudah takluk, melepas ikatan tangan dan kaki gadis itu agar lebih leluasa. Usai ikatan tubuhnya dilepas, Grace kembali meronta, menunjukkan perlawanan dan ketidakrelaannya.
"Lo jangan belagu deh! Kalo lo nggak suka sama punya gue atau punya temen gue tadi, masih ada yang laen! Cepet atau lambat lo pasti temuin yang lo suka!" bentak pria itu sambil menampar pipi Grace beberapa kali.

Grace merasa kini ia tidak punya pilihan sama sekali. Grace hanya bisa menyerahkan dirinya dan melayani mereka hingga selesai. Sekarang Grace hanya berharap ia bisa keluar dari situ hidup-hidup, dan berharap tidak ada seorangpun yang tahu apa yang telah ia alami. Grace kemudian berusaha berpikir bagaimana membuat semua siksaan ini semakin cepat berakhir. Selain berbekal pengalamannya, ia berusaha mengingat adegan-adegan film-film erotis yang pernah dilihatnya. Ia berusaha mengingat apa yang harus dilakukan untuk mendorong seorang pria cepat mencapai orgasme.
Grace kemudian melingkarkan tangannya ke leher pria yang ada di atas tubuhnya dan menariknya mendekat, lalu menciumi bibir pria itu. Grace lalu melingkarkan kakinya ke tubuh pria itu dan menggosokan kakinya ke pinggul dan pantat pria itu. Walaupun merasa terpaksa, Grace terus saja melingkarkan dan mengunci kakinya ke pantat dan menariknya hingga penis pria itu masuk lebih dalam ke dalam vagina Grace, dibarengi oleh Grace dengan mengangkat pinggulnya. Sebelah tangan Grace mengusapi kepala pria itu sementara yang lainnya merabai pundak dan punggungnya. Ia menciumi dan mengulum lidah pria itu sembari mengeluarkan erangan seakan-akan ia menikmati semuanya. Grace berusaha mengingat semua adegan erotis yang pernah dilihatnya, berusaha membuat pria yang sedang memperkosanya segera mengalami orgasme. Grace menggerakkan pinggulnya seerotis mungkin.
"Hei, lo suka juga akhirnya! Nah, kalo gitu kan enak, Sayang!" kata pria itu sambil tersenyum.
Grace berusaha semampunya membuat pria itu orgasme. Kalau saja ia dalam keadaan segar, tentu itu takkan jadi masalah, tapi sudah hampir seminggu ia menjadi piala seks bergilir, sehingga staminanya pun sudah menurun. Walau begitu, gerakan erotis Grace cukup membuat pemerkosanya terangsang, Grace bisa merasakannya. Lalu…….berhasil! Pria itu menyemburkan spermanya ke dalam vagina Grace yang sudah terisi oleh sperma Wan. Terengah puas, ia mencabut penisnya, lalu dengan segera pria lain menggantikan pria itu, kemudian pria lain menyusul, setelah itu temannya juga mulai memperkosa Grace. Walaupun terpaksa menggeliat erotis, namun lama kelamaan Grace mulai merasakan sensasi kenikmatan menjalari tubuhnya, rasa nikmat perlahan timbul. Grace berusaha membuat mereka orgasme secepat mungkin, tapi akhirnya setelah enam orang pria, Grace tidak bisa lagi mempertahankan gerakan erotisnya itu. Ia mulai kehabisan tenaga melayani para pria itu. Grace lalu menangis dan memohon pada semuanya agar melepaskan dirinya. Pria yang sedang menindihnya meremas buah dada Grace keras-keras hingga Grace menjerit kesakitan.
"Jangan berisik! Lo belon ngelayanin temen gue yang laen! Lagian masih lama, tau! Kita semua gak pengin cuma seronde ama lo!" bentaknya pada Grace.
Tiba-tiba pria itu menarik penisnya keluar dan merangkak ke dada Grace. Grace sudah sangat ketakutan sekarang hingga ia hanya bisa pasrah, menunggu orang selanjutnya yang akan mengambil giliran memperkosanya. Tanpa diminta Grace segera membuka mulutnya. Sperma segera menyembur ke dalam mulut Grace yang sudah terbuka lebar itu. Ketika pria itu puas ia menarik rambut Grace dan menamparkan penisnya ke wajah Grace.
"Satu-satunya yang boleh lo mohon cuma ini tau? Lo musti ngelayanin kita sampe kita nggak bisa bangun lagi! Ngerti?!" orang itu membentak Grace.
Dua pria selanjutnya kemudian mengambil giliran masing-masing dan memperlakukan Grace sama brutalnya, dan ketika pria yang terakhir selesai Grace hanya bisa berbaring lemas tersengal-sengal.

Ketika orang-orang itu beristirahat sejenak, Grace hanya berbaring di atas ranjang, kakinya terbuka lebar dan sperma mengalir keluar dari vaginanya, seolah mengundang dan menunggu pria selanjutnya memperkosa dirinya. Vagina Grace tampak memerah ranum karena baru saja dimasuki delapan orang bergantian tanpa henti.
Mereka hanya butuh waktu sekitar seperempat jam untuk memulihkan tenaga, lalu satu per satu bangkit dan menghampiri Grace. Mereka membuka ikatan tangan dan kakinya lalu memaksanya naik ke ranjang. Grace yang sudah lemas tak lagi melawan, kini ia hanya bisa berharap para pria itu mau melepaskannya setelah mereka semua puas. Grace tersungkur ke atas ranjang, lalu ia merasakan tangan-tangan kekar mulai menarik dan mengangkat tubuhnya, memaksanya berada dalam posisi merangkak.
Seseorang kemudian menarik rambutnya, dan sebuah penis lain mendekati mulutnya. Grace dengan pasrah membuka mulutnya, berharap mereka tidak akan menyakitinya jika ia menuruti kemauan mereka. Penis itu masuk hingga ke tenggorokan Grace dan berhenti tak bergerak. Selanjutnya Grace merasakan sebatang penis memasuki vaginanya dari arah belakang.
Pria yang memasukinya itu mulai menggerakan pinggulnya secepat dan sekuat tenaga. Tubuh Grace yang terdorong maju karena gerakan pria itu, disambut dengan sebuah penis yang kini bersarang di mulut gadis itu. Tubuh Grace terpaksa ikut bergerak maju-mundur, sedangkan mulutnya hanya bisa mengeluarkan suara tidak jelas diredam oleh penis yang keluar masuk. Dua pria kemudian mendekat dari sisi kiri dan kana Grace, memegangi tubuhnya hingga ia tidak terjatuh ke samping, mereka juga menyeruakkan kepala ke bawah tubuh Grace dan mulai menyantap buah dadanya. Ketika penis di mulut dan vaginanya menyemburkan sperma lagi, penis lain maju menggantikan posisi mereka. Semuanya tampak sangat bernafsu memperoleh bagian tubuh Grace.

Sampai menjelang pukul 03.00 dini hari Grace terus melayani 8 pria itu hingga semuanya mendapat bagian menggunakan mulut dan vaginanya masing-masing paling sedikitnya dua kali. Ketika para pria tersebut puas dan menjauh dari tubuh gadis yang kelelahan diperkosa itu, untuk sesaat tubuh Grace tetap tak bergeming dalam posisi merangkak, lalu ia tersungkur ke atas ranjang. Setelah yakin para pria itu pergi semua, barulah Grace dengan susah payah merapikan kembali pakaiannya. Terhuyung-huyung ia berjalan keluar dari rumah itu. Meski sebenarnya ia takut akan mengalami hal yang sama seperti tadi, disergap lalu diperkosa, namun Grace sudah tak perduli. Ia terus berjalan tersaruk-saruk sampai akhirnya ia bisa menyetop taxi yang lewat. Jam di dinding kamar kostnya sudah menunjukkan pukul 03.55 ketika Grace ambruk ke ranjangnya dan tertidur.

Hari Ketujuh
Esok harinya Grace kesiangan bangun, sebenarnya ia malas ke kantor karena badannya yang serasa remuk redam masih sangat lelah, tapi karena ia teringat punya janji dengan Jack, customernya, di suite hotel “S” ia memaksakan untuk bangun dan buru-buru mandi. Karena sudah kesiangan, Grace hanya bisa berdandan seperlunya. Ia tiba di kantor satu menit menjelang pukul 08.00 dan langsung melihat jadwal kerjanya hari itu. Ternyata ia memang mengosongkan janji lain pada hari itu, hanya ada satu janji yaitu “menjamu” Jack di site room hotel “I”.
Hari itu Grace mengenakan kemeja putih yang agak transparan sehingga BH-nya bisa jelas terlihat. Kemeja putih lengan panjang itu dipadukannya dengan rok warna hitam model longgar yang tidak terlalu panjang, hanya kira-kira sebatas lutut. Sepatu yang dikenakannya Menjelang pukul 10.00 sampailah ia ke suite room utama hotel “I”.
Jack sendiri yang membukakan pintu. Betapa kagetnya Grace ketika ia mendapati bahwa di ruangan itu telah terkumpul para pria yang selama seminggu terakhir menggauli tubuhnya. Selain 20 orang yang menyantap tubuhnya seminggu yang lalu, ada Jack dan 5 orang partnernya, Raz dan 9 temannya, Umar dan 3 temannya, lalu Mr. Dyke dan 3 negro temannya. Total ada 44 orang pria yang menatapnya penuh nafsu di ruangan itu. Sebelum sempat Grace bereaksi, pintu sudah dikunci oleh Jack.
“Jack…….apa-apaan sih ini?” tanya Grace panik. Ia mencoba lari ke pintu namun disergap oleh epat pria yang sedari tadi sudah mengantisipasinya. Mereka menyeret Grace dan memaksanya duduk di sofa.
Jack berdiri sambil berkacak pingang di hadapan Grace dan berkata, “Kita semua udah sepakat buat bikin surprise ini. Anggap aja ini acara puncak elo minggu ini, Sayang.”
“Elo-elo emang pada sakit kali, ya!!” jerit Grace sambil mencoba meronta, tapi tangan, kaki dan badannya dipegangi erat-erat oleh enam orang dari mereka. Satu ayunan tamparan dari Jack membuat Grace tersentak terdiam.
“Diam!!! Dengerin!! Lonte kayak elo pasti udah tau apa yang namanya bukkake, nah hari ini kita mau ngadain pesta bukkake dengan sedikit modifikasi. Elo wajib menyeleksi laki-laki mana yang bakal ngent*t elo. Elo isep semua penis kita di sini, yang bisa bertahan gak ngeluarin sperma selama 15 menit elo isep, boleh nidurin elo semaleman nanti. Sperma yang keluar gak boleh elo telen sekarang, semuanya kudu elo tampung di gelas khusus. Yang spermanya keluar kudu elo servis dua kali, pokoknya isep sampe abis! Bram udah pesen kalo elo musti diabisin staminanya! Dan inget ya, waktu elo nyepong nanti, jangan pake tangan, pake mulut doang!” kata Jack galak.
“Udah, Jack…..gak usah panjang lebar nerangin, pasti dia tau apa itu bukkake”, kata Wan sinis.
Grace hanya bisa bengong ketakutan. Seumur hidupnya belum pernah ia diperlakukan seperti ini. Tentu saja ia tahu apa itu bukkake, meski belum pernah mengalaminya. Aslinya, dulu pria-pria Jepang menghukum wanita dengan cara beramai-ramai menyemprotkan sperma ke sekujur tubuh wanita yang bersangkutan sambil ditonton beramai-ramai, lalu menggaulinya. Jika dianggap berat kesalahannya, jumlah pria yang diikutkan dalam ritual itu makin banyak. Bahkan konon dalam satu catatan pernah terungkap bahwa ada satu selir yang kedapatan selingkuh di-bukkake oleh tak kurang dari 80 orang! Membayangkannya saja Grace sudah merasa ngeri, apalagi kini ia mengalaminya sendiri.
Merasa tak punya pilihan lain, Grace pun hanya bisa memasrahkan tubuhnya pada para pria itu. Ia tahu, percuma saja melawan karena berdasarkan pengalaman semalam kalau melawan mereka hanya akan semakin bernafsu dan menjadikan dirinya bulan-bulanan. Grace hanya bisa berharap dirinya mampu memerah sperma dari sebanyak mungkin pria sehingga jumlah pria yang nanti menggaulinya tidak terlalu banyak. Jika semua pria itu menonton dirinya nyepong, ada kemungkinan bahwa lama kelamaan karena makin terangsang, banyak di antara mereka yang akan dengan mudah disepongnya dalam waktu singkat. Namun rupanya harapan Grace itu pupus karena Jack sudah mengatur bahwa hanya ada dirinya yang akan menyaksikan Grace menyepong selain pria yang disepongnya itu sendiri. Rupanya Jack sudah memikirkan kemungkinan bahwa akan ada yang tak bisa menahan nafsu melihat Grace beraksi.

Untuk mencegah Grace melarikan diri, kedua kakinya dipasangi borgol yang dihubungkan dengan rantai sepanjang kurang lebih 30 cm, dengan demikian Grace masih bisa berjalan tapi tak mungkin berlari. Kedua tangannya pun diperlakukan demikian agar ia tak bisa berbuat macam-macam, tapi cukup dapat bergerak seperlunya. Grace diperintahkan untuk berlutut di hadapan sebuah sofa di mana satu demi satu pria-pria itu akan “diseleksi” dengan mulutnya. Di samping Grace disediakan gelas besar untuk menampung sperma yang berhasil diperahnya, dan kotak pendingin khusus untuk mengawetkan sperma itu sehingga tidak habis menguap. Sementara itu di ruang sebelah yang terpisah oleh pintu tembusan, para pria itu sedang mengundi giliran mereka.
Giliran pertama sengaja dijatuhkan pada Jack yang akan bertugas mengawasi Grace. Gadis itu memulai aksinya sekitar pukul 10.30 dan setelah 15 menit menjilat, mengulum dan menghisap penis Jack, tak setetespun sperma keluar dari penis itu. Skor 1-0 untuk yang akan mengauli Grace. Dua pria berikutnya juga gagal diperah spermanya, membuat Grace makin panik. Apa jadinya kalau ia gagal menyepong semuanya? Membayangkan bahwa ia akan digauli 44 pria membuatnya sangat ketakutan.
Grace berusaha seerotis mungkin mem-blow job pria berikutnya meski tubuhnya kurang leluasa bergerak. Memang susah meliuk erotis kalau sambil berlutut, tapi Grace tetap berusaha sambil terus menjalankan keahliannya ber-deep throat. Pria keempat akhirnya berhasil diperah spermanya setelah 7 menit disepong. Ketika dirasakannya penis pria itu mulai berdenyut, secepat mungkin Grace mengeluarkan penis itu dari mulutnya dan langsung diarahkan ke gelas yang sudah ia siapkan sebelumnya. Setelah semprotannya berakhir, Grace memulai lagi hisapan ronde keduanya untuk menuntaskan sperma yang dimiliki pria itu. Sperma yang keluar setelah yang tadi memang tidak sebanyak yang pertama, tapi toh kalau semuanya dikumpulkan, jumlahnya akan menjadi signifikan. Sebelum menyepong pria berikutnya, Grace menyimpan gelas itu ke dalam kotak pendingin yang sudah disediakan. Skor 3-1.
Menjelang pukul 15.00 skor sudah menjadi 9-11. Grace mulai kelelahan tapi Jack sama sekali tak mau membiarkan Grace beristirahat. Ritual oral itu berlangsung sampai pukul 21.35 tanpa sekalipun Grace diberi kesempatan untuk istirahat. Saat ritual itu berakhir, skor akhir tercatat 16-28. Gelas yang dipakai menampung sperma itu kini terisi hampir 450 cc sperma. Alangkah jengkelnya Grace karena Wan yang memotori perkosaannya kemarin, ternyata termasuk dalam kelompok yang akan menggaulinya malam itu.

Tanpa memberi Grace kesempatan untuk beristirahat, masuklah 16 orang pria yang mendapat jatah menyantap tubuhnya malam itu. Mereka sudah dalam keadaan telanjang bulat. Penis mereka sudah mengacung tegak, menandakan mereka sudah begitu bernafsu untuk menggauli gadis itu. Meskipun demikian, mereka tak langsung menyantap Grace. Dua orang pria memegangi dan merentangkan tangannya sementara dua pria lainnya merentangkan kedua kakinya lebar-lebar. Jack segera membenamkan kepalanya di antara kedua belah paha mulus Grace, lidahnya menjilati bagian luar vagina gadis itu dan diselingi dengan jari-jarinya yang mengorek-ngorek dan menusuk-nusuk lubang kewanitaan Grace. Salah satu pria mempreteli satu demi satu kancing bajunya, setelah terbuka semua dibetotnya BH putih di baliknya hingga setengah terlepas. Para pria itu melotot kagum penuh nafsu memandangi buah dada Grace yang mungil namun padat kencang dengan putingnya yang merah muda. Salah satu pria langsung melumat payudara kanannya, diremas, dijilat dan disedot-sedot, sedangkan payudara kirinya diciumi dan Mereka juga mengisap-isap puting susu Grace dengan rakusnya hingga putingnya makin mencuat karena terangsang.
Sementara itu Jack sibuk menggarap lubang kewanitaannya, menggerakkan jarinya leluar masuk di liang itu seperti menyetubuhinya, diselingi mulutnya yang mengisap bibir vagina Grace. Ketika Jack menemukan clitoris Grace, diremas-remasnya dengan lembut lalu dengan mulutnya ia mengisapnya seperti mengisap permen saja. Grace berusaha keras untuk tidak menikmatinya, tapi sepertinya syaraf-syaraf di tubuhnya lebih mendominasi, dia tidak dapat menahan rangsangan yang demikian hebatnya dari titik-titik sensitifnya yang dikerjai mereka. Nafsu birahinya dengan cepat bangkit. Ia mulai mengerang dan merintih, tubuhnya mulai menggeliat erotis. Pria lain menyibak rambutnya, lalu lidahnya menyapu leher hingga ke telinganya. Kedua pria di sampingnya terus menikmati payudaranya sampai meninggalkan bekas merah karena kebanyakan dicupang. Baru saja 10 menit Jack menggarap vagina Grace, akhirnya ia merasa tubuhnya menegang disusul dengan mengucurnya cairan pelumas dari kemaluannya. Mulutnya mengeluarkan pekikan kenikmatan sementara tubuhnya yang menegang menggelinjang liar. Grace mencapai orgasmenya yang pertama malam itu.
Jack duduk di sebuah kursi di samping ranjang dengan penis mengacung tegak dan memerintahkan pria lainnya untuk mendudukkan Grace di pangkuannya. Empat pria lainnya segera mengangkat tubuh Grace dengan kedua paha dibuat terkangkang. Jack mulai membuka bibir vagina Grace dan tangan satunya membimbing penisnya memasuki liang kewanitaan gadis itu. Walaupun kemaluan Grace sudah basah oleh cairan vaginanya, tapi Jack masih kesulitan memasukkan penisnya yang besar itu. Grace memulai senggamanya yang pertama malam itu, rasa nikmat akibat gesekan penis Jack dan dinding lubang vaginanya membuatnya secara refleks menaikturunkan tubuhnya. Sementara Grace menggenjot penis Jack, pria itu melumat payudara kanannya, kedua tangannya meremasi bongkahan pantat Grace. Pria-pria lain yang ikut memegangi tubuh Grace pun ikut ambil bagian menggerayangi tubuh gadis itu. Ada yang mengelus paha mulusnya, ada yang melumat payudara kirinya, ada yang menjilati lehernya, pria yang menopang Grace dari belakang menarik rambut gadis itu wajahnya tengadah ke belakang, lalu dilumatnya bibir mungil yang ranum itu. Lidah pria itu bergerak liar menjelajahi mulut Grace. Gadis itu kembali merasakan kenikmatan menjalari tubuhnya, walau berusaha sekuat tenaga untuk tidak menikmatinya, tubuhnya tidak bisa berbohong. Tubuhnya menggelinjang hebat disertai suara erangan panjang setelah 15 menit menggenjot Jack.

Setelah digauli oleh 6 orang pria, Grace memohon-mohon pada mereka untuk dapat beristirahat. Grace berusaha merayu mereka dengan mengatakan kalau ia boleh beristirahat sambil makan, sesudahnya ia akan lebih giat melayani mereka semua. Perut Grace memang terasa sangat lapar karena hari itu ia baru makan sekali, waktu sarapan pagi tadi. Sambil menyeringai, Jack berkata kepadanya bahwa Grace boleh beristirahat, bahkan makanan khusus sudah disiapkan untuknya.
Alangkah kagetnya Grace ketika melihat salah seorang pria menyiapkan “makanan khusus” itu. Pria itu mengambil gelas berisi sperma dari kotak penyimpanannya lalu menghangatkannya sebentar dalam microwave mini. Setelah itu ia menuangkan kira-kira sepertiga isinya ke sebuah mangkuk kecil berisi butiran-butiran jagung sweet corn. Sambil tertawa kejam Jack menyuruh Grace memakan “bubur jagung sperma” itu, lalu setelahnya sisa sperma yang masih ada di gelas haris dihabiskan juga. Grace merasa jijik sekali. Tadinya ia mengira sperma yang ada dalam gelas itu akan diguyurkan ke tubuhnya. Meski demikian Grace tak berani melawan, di satu sisi perutnya memang sudah lapar di sisi lain ia tak berani membayangkan konsekuensinya melawan para pria maniak seperti mereka.
Sambil menahan rasa jijiknya, Grace menyantap “bubur spesial”nya itu. Pelan tapi pasti disantapnya jagung campur sperma itu. Ketika mangkuk itu sudah kosong, Jack menyuruh Grace menjilati mangkuk itu sampai licin tandas. Grace pun patuh, tak berani membantah, sementara para pria itu tertawa-tawa melihatnya. Kemudian Grace meminum sperma yang tersisa dalam gelas. Cairan putih kental yang hangat itu mengalir memasuki tenggorokannya. Sulit bagi Grace untuk cepat-cepat menelannya karena sperma cukup kental, namun dengan hati-hati dipaksakannya menelan semuanya. Ia terus berusaha menekan rasa jijiknya karena Jack mengancam kalau Grace sampai muntah, kedua puluh delapan pria yang tadi disepong akan kembali untuk memperkosa dirinya sebagai hukuman. Dengan susah payah habis juga sperma yang ada dalam gelas itu. Sisa sperma yang menempel dilarutkan dengan air lalu diminum pula oleh Grace. Keseluruhan proses santap malam Grace memakan waktu hampir 40 menit.

Selanjutnya Grace tidak lagi digilir melainkan mulai dikeroyok oleh para pria itu. Mereka dengan brutal menggauli Grace dengan berbagai posisi. Kadang posisi konvensional, posisi woman on top, posisi pangku, doggy style, berdiri, sandwich, dan sebagainya. Pendek kata, semua posisi yang mungkin dalam suatu hubungan seks dilakukan oleh mereka. Menjelang pukul 03.00 dini hari selesailah sudah acara gangbang mereka. Wan dan Jack yang masih cukup kuat memaksa Grace yang sudah sangat kelelahan itu untuk memakai kembali pakaiannya, lalu menyeret gadis itu ke suite room yang lain di lantai yang sama. Sambil mengutuki nasibnya, Grace sudah bisa menebak ke mana mereka akan membawanya.
Benar saja, di suite room tersebut Bram sudah menunggu dengan seringai mesumnya yang khas. Begitu Wan dan Jack keluar, Bram segera mengunci pintunya lalu mulai membuka pakaiannya. Grace serta merta berlutut dan memeluk kaki Bram, gadis itu memohon sambil mengiba-iba agar dirinya tidak digauli lagi malam itu karena sudah sangat lelah. Tapi rupanya Bram tak perduli. Dengan tegas ia mengatakan bahwa jika Grace tak mau melayaninya, seperti biasa pilihan lainnya adalah kembali ke ruangan sebelumnya untuk kembali diperkosa beramai-ramai.
Sadar bahwa Bram tak mungkin berubah maunya, Grace pun mencoba taktik lain. Meski kelelahan mendera tubuhnya, Grace bangkir berdiri lalu mulai menari erotis. Dengan gerakan yang sangat sensual ia melepas pakaiannya satu demi satu. Belum sempat ia melepas semua pakaiannya, Bram sudah menyergap dirinya lalu menghempaskannya ke ranjang dan mulai menggaulinya. Bram tak perduli kalau Grace sudah lemas. Ia sudah sangat terangsang melihat gadis itu. Kondisi Grace yang setengah telanjang dengan sepatu berhak dan berujung lancip warna putih yang masih melekat erat di kaki gadis itu membuat Bram makin bernafsu dan terbakar birahinya.

Desah Bram menyertai gerakan pinggulnya mendorong masuk penisnya perlahan-lahan ke dalam vagina Grace. Ia amat menikmati setiap inci rongga vagina Grace yang dilewati penisnya. Vagina itu begitu kenyal, panas, basah dan terasa berkedut-kedut seakan-akan sedang memijat penisnya yang sedang berada di dalamnya. Saat penisnya sudah berada penuh di dalam vagina gadis itu, tanpa membuat gerakan apapun, keduanya menikmati sensasi demi sensasi yang mereka rasakan. Tanpa langsung mengocokkan penisnya, Bram menciumi seluruh bagian tubuh Grace yang berada dalam jangkauan bibir dan lidahnya. Dipilinnya puting susu Grace dengan menggunakan giginya. Diseruputnya berulang-ulang puting itu penuh nafsu. Sesekali ia menyupang buah dada gadis itu, sehingga di sana-sini meninggalkan garis merah yang kontras dengan warna putih kulit payudara Grace. Keduanya semakin terbakar gairah, hingga di satu saat, keduanya tak kuat lagi menahan nafsu yang tertahan, tanpa dikomando oleh salah satu dari mereka, baik Bram maupun Grace mulai saling menggenjot. Keduanya langsung saling berlomba mengayunkan pinggul mereka. Bram yang sudah menahan nafsu sejak tadi langsung memompa vagina Grace secepat mungkin. Begitupun dengan Grace, ia mengangkangkan selebar mungkin pahanya yang putih mulus dan mengimbangi gerakan pinggul Bram dengan sedapat mungkin menyambut penis pria itu dengan vaginanya bila ia merasakan pinggul Bram bergerak ke arahnya.
Keduanya langsung saja saling berlomba untuk memberikan yang terbaik buat pasangannya dan saling mengejar meraih kenikmatan. Ruangan itu pun langsung dipenuhi suara erangan kenikmatan keduanya diiringi decak becek dari vagina Grace. Dirinya begitu menikmati permainan pinggul Bram. Jujur saja dalam hatinya ia mengakui bahwa permainan pria itu begitu hebat sampai-sampai terkadang ia tak sempat mengambil nafas. Bram mengayunkan pinggul begitu cepatnya seakan-akan ia sedang diburu-buru oleh suatu hal sehingga ia ingin cepat-cepat mengakhiri permainan ini. Erangan Grace yang terbata-bata akibat serangan goyangan pinggul Bram yang begitu cepatnya justru semakin membakar nafsu Bram. Ia begitu menikmati saat memandangi wanita yang sedang disetubuhinya itu mengerang tak jelas disertai rintihan memohon untuk segera dipuaskan.
Setelah satu jam menggauli Grace, Bram belum juga menampakkan tanda-tanda akan segera ejakulasi. Grace yang sudah sangat ingin dipuaskan oleh pria itu terus merintih memohon-mohon. Sambil tersenyum Bram mengatakan bahwa ia akan memberikan Grace orgasme puncak kalau Grace mau bermain lebih binal dan erotis. Grace yang sedang diperbudak oleh gairah langsung menanggapinya. Meski lelah ia berusaha untuk lebih binal melayani Bram. Pinggulnya digerak-gerakkan secara erotis, geliatnya makin sensual dan mengundang. Semua gaya erotis diperlihatkan Grace, sehingga kira-kira setengah jam kemudian sampailah Bram pada puncaknya. Penisnya berdenyut-denyut, spermanya tersembur deras. Grace spontan merasakan nikmat yang amat sangat merasakan dinding kewanitaannya disemprot cairan hangat yang deras itu. Denyutan-denyutan penis Bram makin membuatnya lepas kendali. Tubuh Grace menggelepar liar, disertai pekikan kenikmatan yang keluar dari mulutnya, pekikan itu main keras tatkala Bram yang dalam puncak orgasmenya masih sempat menghisap puting susu Grace. Bram lalu ambruk di atas tubuh Grace, penisnya masih bersarang di vagina gadis itu. Keduanya terengah-engah menikmati buah kenikmatan yang baru saja mereka capai. Dalam hatinya Grace mengakui kalau Bram memang jago becinta. Meski kali ini mereka hanya ngeseks dalam satu posisi, tetap saja mendatangkan nikmat tiada tara. Mereka berdua akhirnya tertidur lelap, masih dalam posisi yang sama.


- Nasib Grace yang malang berakhir, dan beberapa waktu kemudian Susanty harus membayar kecurangannya -




Tidak ada komentar:

Posting Komentar