Minggu, 21 Maret 2010

di Halaman Belakang Rumah

Namaku Angie aku seorang istri muda yang baru dua bulan menikah denga Heri suamiku, dan saat ini kami menempati rumah pemberian orang tua suamiku. Beberapa waktu yang lalu rumahku mengalami perbaikan rumah, aku dan suamiku menyewa beberapa tukang untuk mengadakan perbaikan. telah beberapa hari ini renovasi dilakukan. Hari itu seperti biasanya aku sedang santai dirumah, saya berjalan diruang depan dan bertemu dengan tukang-tukang yang memperbaiki rumahku tersebu. Tidak lama kemudian mereka masuk kebelakang dan saya mengambil majalah untuk membaca di kamar tidur saya. Namun ketika baru saja saya mau menuju kamar tidur, saya nelihat melalui jendela kamar, pak Sastro sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa dikenakan saat bekerja. Dan alangkah terkejutnya saya bagaimana pak Sastro tidak menggunakan pakaian dalam, sehingga saya dapat melihat dengan jelas otot tubuhnya yang bagus dan paling penting penisnya yang sangat besar jika dibandingkan dengan milik suami saya. Saya seketika terkesima sampai tidak sadar kalau pak Sastro memandang saya "Eh ada apa neng?" katanya sambil menatap kearah saya dalam keadaan yang masih telanjang dan saya lihat penis itu mengacung keatas sehingga terlihat lebih besar lagi. Saya terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambil dengan nafas yang terengah-engah. Seketika saya diliputi perasaan aneh, belum pernah saya melihat laki-laki telanjang sebelumnya selain suami, bahkan jika sedang berhubungan sex dengan suami saya, suami masih menutupi tubuh kami dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruh tubuh kami.
Saya mencoba mengalihkan perasaan saya dengan membaca, tetapi tetap saja tidak hilang. Akhirnya saya putuskan untuk mandi dengan air dingin. Cepat-cepat saya masuk kekamar mandi dan mandi. Setelah selesai, saya baru sadar tidak membawa handuk karena tadi terburu-buru, sedangkan pakaian yang saya kenakan telah saya basahi dan penuh dengan sabun karena saya rendam. Saya bingung namun akhirnya saya putuskan untuk berlari saja kekamar tidur toh jaraknya dekat, dan para tukan bangunan ada dihalaman belakang dan pintunya tertutup. Saya yakin mereka tidak akan melihat dan saya mulai berlari kearah kamar saya yang pintunya terbuka.
Namun baru saya akan masuk kekamar, tubuh saya menabrak sesuatu hingga terjatuh. Dan alngkah terkejutnya, ternyata yang saya tabrak tersebut adalah pak Sastro."Maaf neng . . . , tadi saya cari neng Angie nggak ada dikamar, baru saya mau keluar, eh Neng Anggi nabrak saya . . ." katanya dengan santai seolah tidak melihat saya sedang telanjang bulat. (Perlu diketahui, saya memiliki kulit yang putih mulus dan walau tidak terlalu tinggi bahkan sedikit mungil (152cm), namun tubuh saya sangat proporsional dengan dua buah payudara berukuran 34c yang sedikit kebesaran dibandingkan ukuran tubuh saya). Saya yang begitu malu berusaha bangkit sambil menutupi dada dan bagian bawah saya. Namun pak Sastro segera menangkap tangan saya dan berkata "Nggak usah malu neng .... tadi neng juga udah ngeliat punya saya, saya nggak malu kok . . . "" Jangan pak . . ." kata saya, namun pak Sastro malah mengangkat saya kearah halaman belakang menuju kedua orang temannya.
Saya berusaha memberontak dan berteriak tetapi pak Sastro dengan santainya malah berkata " Tenang aja Neng . . . , disini sepi, suara teriakan neng nggak ada yang bakal denger . . ." Melihat tubuh telanjang saya, kedua teman Pak Sastro segera bersorak kegirangan, "Wah, bagus betul ni tetek . . ." kata yang satu sambil membetot dan meremas payudara saya sekeras-kerasnya. "Tolong jangan perkosa saya, saya nggak bakal lapor siapa-siapa . . ." kata saya. "Tenang aja deh kamu nikmati aja . . ." kata teman pak Sastro yang badannya sedikit gendut sambil tangannya meraba bulu kemaluanku, sedang pak Sastro masih memegang kedua tangan saya dengan kencang. Tidak berapa lama ketiganya mulai melepas pakaian mereka. Saya melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat dan penis mereka yang mengacung karena nafsunya. Dengan cepat mereka membaringkan tubuh saya diatas pasir. Kemudian pak Sastro mulai manjilati kemaluan saya, "Wah, memeknya wangi loh . . . "
Saya segera beronta, namun kedua teman pak Sastro segera memegangi kedua tangan dan kaki saya. Yang botak memegang kaki sedang yang gendut memegang kedua tangan saya sambil menghisap puting saya. Tidak berapa lama kemudian pak Sastro mulai mengarahkan penisnya yang besar kelubang kemaluanku. Dan ternyata bukan seperti yang saya duga, rasanya ternyata sangat nikmat, benar-benar berbeda dengan suami saya. Namun karena malu saya terus memberontan sampai pak Sastro menggoyangkan penisnya dengan gerakan yang kasar, tapi entah kenapa saya justru merasakan kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpa sadar saya berhenti berontak dan mualai mengikuti irama goyangannya. Melihat itu kedua temannya tertawa dan mengendorkan pegangannya. Mendengar tawa mereka saya sadar namun mau memberontak lagi saya merasa tanggung, sehingga yang terjadi saya terlihat seperti sedang berpura-pura memberontak namun walau dilepaskan saya tetap tidak berusaha melepaskan diri dari pak Sastro.
Tidak lama kemudian pak Sastro membalikkan tubuh saya dalam posisi doggie tanpa melepaskan miliknya dari kemaluan saya. Melihat itu tanpa dikomando si gendut langsung memasukkan penisnya kedalam mulut saya. Saya berusaha berontak, namun sigendut menjambak saya dengan keras, sehinga saya menurutinya. Saya benar-benar mengalami sensasi yang lauar biasa, sehingga beberapa saat kemudian saya mengalami orgasme yang luar biasa yang belum pernah saya alami sebelumnya. Tubuh saya menjadi lemas dan jatuh telungkup. Namun tampaknya pak Sastro belum selesai, sehingga genjotannya dipercepat samapai kemudian dia mencapai klimaks dan memuntahkan spermanya kedalam rahim saya.
Begitu pak Sastro mencabutnya, si Botak langsung nenasukkan kemaluannya kedalam milik saya tanpa memberi waktu istrirahat. Tidak lama kemudian sigendut mencapai klimaks, dia menekan masuk kemaluannya kedalam mulut saya dan tanpa aba-aba langsung menembakkan spermanya kedalam mulutsaya. Banyak sekali spermanya yang saya rasakan dimulut saya, namun ketika hendak membuang aperma tersebut, pak Sastro yang saya liat sedang duduk istrirahat berkata "Jangan dibuang dulu, cepat kumur-kumur mani itu yang lama pasti nikmat . . . ha . . .ha . . .ha. . ." Dan seperti kerbau yang bodoh saya menurutinya begitu saja.
Sementara si Botak terus mengocok penisnya dikemaluan saya, saya melihat pak Sastro masuk kedalam rumah saya dan keluar membawa sebuah terong besar yang saya beli dipasar tadi pagi dan sebuah kalung mutiara imitasi milik saya. Tidak berapa lama kemudian sibotak mencapai klimaks dan saya pun terjatuh lemas diatas pasir.
Melihat temannya sudah selesai, pak Sastro menghampiri saya sambil memaksa saya kembali keposisi merangkak "Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih mari kita lihat hiburan ini" Katanya sambil memasokkan teronh ungu yang sangat besar itu kedalam vagina saya. Dan tidak lam kemudian,:Bless . . ." terong itu masuk 3/4nya kedalam vagina saya. Rasanya sakit luar biasa, sehingga saya menggoyang-goyangankan pantat saya kekiri dan kanan. "Lihat ****** ini . . . ekornya aneh . . .ha . . .ha . . .ha . . ." Kata siBotak" Sekarang kamu merangkak" Dan ternyata rasanya benar-benar nikmat, Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-dikit saya berhenti, tetapi setiap saya berhenti mereka mencambuk pantat saya. Tidak berapa lama kemudian saya klimaks, melihat itu mereka tertawa.
Pak Sastro kemudian menghampiri saya, lalu mulai memasukkan kalung mutiara imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu kedalam lubang anus saya. Saya kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata "Tahan dikit ya . . .nanti enak kok . . .!" Sampai kahirnya kalung tersebut tinggal seperempatnya yang terlihat, lalu sambil meneggenggam sisa kalung tersebut dia berkata"Sekarang kamu maju pelan-pelan" Dan ketika saya bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari anus saya sampai habis. Begitulah meereka mempermainkan saya sampai kemudian mereka siap memperkosa saya lagi berulang-ulang sampai sore hari, dan anehnya setipa mereka klimaks saya turut orgasme dengan artian saya menikamti diperkosa mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar